Kamis Pekan Prapaskah I 18 Februari 2016

Kamis Pekan Prapaskah I
18 Februari 2016



Bacaan Pertama
T.Est 3:10a.10c-12.17-19

“Padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau, ya Tuhan.”

Pembacaan dari Kitab Ester:

Di kala bahaya maut menyerang,
Ratu Ester pun berlindung pada Tuhan.
Ia mohon kepada Tuhan, Allah Israel, katanya,
“Tuhanku, Raja kami, Engkaulah yang tunggal.
Tolonglah aku yang seorang diri ini.
Padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau,
sebab bahaya maut mendekati diriku.
Sejak masa kecilku telah kudengar dalam keluarga bapaku,
bahwa Engkau, ya Tuhan,
telah memilih Israel dari antara sekalian bangsa,
dan nenek moyang kami telah Kaupilih dari antara sekalian
leluhurnya, supaya mereka menjadi milik abadi bagi-Mu;
dan telah Kaulaksanakan bagi mereka apa yang telah Kaujanjikan.
Ingatlah, ya Tuhan,
dan sudilah menampakkan diri-Mu di waktu kesesakan kami.
Berikanlah kepadaku keberanian,
ya Raja para allah dan Penguasa sekalian kuasa!
Taruhlah perkataan sedap di dalam mulutku terhadap singa itu,
dan ubahkanlah hatinya
sehingga menjadi benci kepada orang-orang yang memerangi kami,
supaya orang itu serta semua yang sehaluan dengannya
menemui ajalnya.
Tetapi selamatkanlah kami ini dengan tangan-Mu,
dan tolonglah aku yang seorang diri ini,
yang tidak mempunyai seorangpun selain dari Engkau, ya Tuhan.

Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan
Mzm 138:1-2a.2bc-3.7c-8,R:3a

Refren: Pada hari aku berseru, Engkau menjawab aku, ya Tuhan.

*Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati,
di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu.
Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus.

*Aku memuji nama-Mu,
oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu,
sebab Kaubuat nama-Mu, dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.
Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku,
Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.

*Tuhan, tangan kanan-Mu menyelamatkan daku,
Engkau akan menyelesaikannya segalanya bagiku!
Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi,
janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu!


Bait Pengantar Injil
Mzm 51:12a.14a

Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah,
berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu.


Bacaan Injil
Mat 7:7-12

“Setiap orang yang meminta akan menerima.”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
“Mintalah, maka kamu akan diberikan;
carilah, maka kamu akan mendapat;
ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
Karena setiap orang yang meminta akan menerima,
setiap orang yang mencari akan mendapat,
dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu akan dibukakan.

Adakah seorang dari padamu
yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti,
atau memberi ular, jika ia meminta ikan?
Jadi jika kamu yang jahat
tahu memberi yang baik kepada anak-anakmu,
apalagi Bapamu yang di sorga!
Ia akan memberikan yang baik
kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”

Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,
perbuatlah demikian juga kepada mereka.
Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

Demikianlah sabda Tuhan.


Renungan Injil
Kitab Ester bisa kita temui di Perjanjian Lama, tetapi kitab tambahannya, sebagaimana yang dikutip pada Bacaan Pertama hari ini, terdapat dalam kitab Deuterokanonika.

Ester adalah gadis cantik yatim piatu yang dibesarkan oleh pamannya, Mordekhai, dari keluarga Yahudi yang hidup sebagai warga kelas dua di benteng Susan, tempat raja agung Ahasyweros bertakhta.
Atas upaya pamannya itu, Ester akhirnya dipilih oleh raja menjadi permaisuri yang dikasihi oleh raja.
Namun Haman, seorang pejabat negara, memusuhi Mordekhai karena tidak mau berlutut untuk menyembahnya seperti yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi lainnya.
Haman lalu memohon kepada raja untuk menghabisi orang-orang Yahudi.
Mengetahui akan hal ini, Ester lalu berpuasa dan memohon kepada Tuhan Israel, sebagai satu-satunya perlindungan, agar mereka bisa lolos dari usaha pembunuhan itu.
Doa Ester itu dikutip pada Bacaan Pertama hari ini.
Ester percaya Tuhan telah berjanji akan melindungi bangsanya dan juga percaya bahwa Tuhan tidak akan mengingkari janji-Nya.
Imannya ini telah membawa Ester untuk berani menghadang bahaya kematian, demi mengupayakan keselamatan bagi orang-orang Yahudi.

Ester dan Mordekhai adalah dua orang teladan yang berani menempuh bahaya demi mempertahankan imannya kepada Tuhan.
Mereka tidak ingin mengkhianati Tuhan dengan berpaling kepada tuhan yang lain.
Kalau saja mereka mau berpaling dari Tuhan, mengikuti jejak orang-orang Yahudi lainnya, bisa jadi mereka lolos dari ancaman kematian.
Tetapi mereka memilih untuk setia kepada Tuhan; mereka mendambakan keselamatan yang lebih besar yang berasal dari Tuhan, sekali pun itu berpeluang akan kehilangan keselamatan alam fana.

Jika kita kaitkan dengan bacaan Injil hari ini, ajaran Yesus lebih menguatkan iman kita, bahwa kepada siapa lagi kita berharap kalau bukan kepada Bapa kita yang di surga.
“Setiap orang yang meminta akan menerima,setiap orang yang mencari akan mendapat, dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu akan dibukakan.”


Peringatan Orang Kudus
Santo Flavianus, Uskup dan Martir
Flavianus dikenal sebagai Patriark Konstantinopel (sekarang: Istambul) pada tahun 447. la memimpin Gereja selama dua tahun yang sarat dengan banyak masalah.
Suatu ketika, Chrysapius, seorang pegawai kepercayaan Kaisar Teodosius, mengajukan permohonan kepada Flavianus agar menyerahkan kepada kaisar sejumlah perhiasan dan intan berlian dari harta kekayaan Gereja. Flavianus terkejut mendengar permintaan yang aneh itu, dan dengan tegas menolak memenuhinya. Sebagai gantinya, ia mengirimkan satu bingkisan roti yang telah diberkati untuk menunjukkan kepada kaisar, kedalaman cinta kasihnya pada Yesus. Penolakan Flavianus ini menimbulkan pertentangan antara Flavianus dengan Chrysapius dan kaisar sendiri.
Sementara perkara ini belum tuntas, Flavianus dihadapkan lagi pada bidaah yang diajarkan Eutyches, seorang pertapa. Eutyches menyangkal adanya kodrat Kristus, yang Ilahi sekaligus manusiawi. Flavianus bereaksi keras terhadap ajaran bidaah ini. la segera mengundang satu sinode di Konstantinopel pada tahun 448 untuk mengekskomunikasikan Eutyches. Sri Paus Santo Leo I mendukung Flavianus dengan mengirimkan sepucuk surat dogmatik yang berisi penjelasan tentang kodrat Kristus, yang sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia, seperti diwariskan para Rasul.
Pada tahun yang sama pula, Dioscorus, Patriark Aleksandria memimpin sebuah sinode tandingan di Efesus untuk membela Eutyches dan menghukum Flavianus. Karena Flavianus dengan keras menentang sinode gelap itu, ia diserang dan disiksa dengan kejam, lalu dibuang ke Lydia hingga kematiannya. Jenazahnya dimakamkan di Konstantinopel oleh kaisar pengganti Teodosius. Sedangkan Chrysapius dihukum mati oleh kaisar baru itu karena ia sering menyalahgunakan kuasanya untuk menindas Gereja.

 

Diambil dari:
Liturgia Verbi, www.live.sandykusuma.info

Leave a Reply

*

captcha *