Hari Biasa, Pekan Biasa XXXII Jumat, 15 November 2019

Liturgia Verbi (C-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXXII

Jumat, 15 November 2019

PF S. Albertus Agung, Uskup dan Pujangga Gereja

 

 


Bacaan Pertama
Keb 13:1-9

“Jika mereka mampu menyelidiki jagat raya,
mengapa mereka tidak menemukan penguasa semuanya itu?”

Pembacaan dari Kitab Kebijaksanaan:

Sungguh tolol karena kodratnya
semua orang yang tidak mengenal Allah sama sekali;
mereka yang tidak mampu mengenal Dia yang ada
dari barang-barang yang kelihatan!
Walaupun berhadapan dengan karya-karya-Nya
mereka tidak mengenal Senimannya.
Sebaliknya yang mereka anggap sebagai allah penguasan jagat raya
ialah api atau angin ataupun badai,
gugusan bintang-bintang atau air yang bergelora,
atau pun penerang-penerang yang ada di langit.

Jika dengan menikmati keindahannya
mereka sampai menganggapnya allah,
maka seharusnya mereka mengerti
betapa lebih mulianya Penguasa kesemuanya itu.
Sebab Bapa dari keindahan itulah yang menciptakannya.
Jika mereka sampai terpesona oleh kuasa dan daya,
maka seharusnya mereka menjadi insaf karenanya,
betapa lebih kuasanya Pembentuk semuanya itu.
Sebab orang dapat mengenal Pencipta
dengan membanding-bandingkan
kebesaran dan keindahan ciptaan-ciptaan-Nya.

Namun demikian dalam hal ini mereka hanya sedikit saja salahnya,
sebab mungkin mereka hanya tersesat,
tetapi mereka mencari Allah dan berusaha menemukan-Nya.
Karena sibuk mengamati karya-karya Allah dan menyelidikinya,
mereka hanya terpukau oleh apa yang mereka lihat,
sebab memang indahlah semua yang kelihatan itu.
Tetapi bagaimanapun mereka tidak dapat dimaafkan.
Sebab jika mereka mampu mengetahui sebanyak itu,
sehingga dapat menyelidiki jagat raya,
mengapa mereka tidak terlebih dahulu menemukan Penguasa kesemuanya itu?

Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan
Mzm 19:2-5,R:2a

Refren: Langit menceritakan kemuliaan Allah.

*Langit menceritakan kemuliaan Allah,
dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya;
hari yang satu mengisahkan kepada hari yang lain,
dan malam yaang satu menyampaikan pengetahuannya
kepada malam berikut.

*Meskipun tidak berbicara,
dan tidak memperdengarkan suara,
namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya,
dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.


Bait Pengantar Injil
Luk 21:28

Angkatlah mukamu, sebab penyelamatmu sudah mendekat.


Bacaan Injil
Luk 17:26-37

“Kapan Anak Manusia akan menyatakan diri.”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya,
“Sebagaimana halnya pada zaman Nuh,
demikian pula kelak pada hari Anak Manusia.
Pada jaman Nuh itu
orang-orang makan dan minum, kawin dan dikawinkan,
sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera.
Lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.

Demikian pula yang terjadi pada zaman Lot.
Mereka makan dan minum,
membeli dan menjual, menanam dan membangun,
sampai pada hari Lot pergi dari Sodom.
Lalu turunlah hujan api dan belerang dari langit
dan membinasakan mereka semua.
Demikianlah halnya kelak pada hari Anak Manusia menyatakan diri.

Pada hari itu barangsiapa sedang ada di peranginan di atas rumah,
janganlah ia turun untuk mengambil barang-barangnya di dalam rumah.
Demikian pula yang sedang di ladang, janganlah ia pulang.
Ingatlah akan isteri Lot!
Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya,
ia akan kehilangan nyawanya,
dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.

Aku berkata kepadamu:
Pada malam itu kalau ada dua orang di atas ranjang,
yang satu akan dibawa dan yang lain ditinggalkan.
Kalau ada dua orang wanita yang sedang bersama-sama mengilang,
yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.”

Para murid lalu bertanya, “Di mana, Tuhan?”
Yesus menjawab,
“Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar.”

Demikianlah sabda Tuhan.


mempersiapkan kedatangan Tuhan

Renungan Injil
Hari ini kita akan lanjutkan renungan tentang Kerajaan Allah, yakni tentang “Kapan Kerajaan Allah akan datang?”
Kedatangan Anak Manusia yang pertama adalah untuk menyelamatkan umat manusia dan membawa mereka kepada kehidupan kekal di Surga.
Kesempatan untuk pertobatan dan menjalani hidup di dunia ini seturut kehendak Allah masih terbuka selebar-lebarnya, siapa pun diundang untuk menempuh jalan yang dibukakan oleh Anak Manusia.
Kedatangan yang pertama ini tidak dengan gegap-gempita, tak ada bala tentara surgawi yang menyertainya, tak ada istana megah yang dibangun-Nya di bumi ini.
Dia datang di kandang hewan di Betlehem, menjalani hidup sederhana di Nazaret, lalu menghabiskan tahun-tahun terakhir dari kedatangan-Nya itu dengan belusukan dari satu desa ke desa yang lain, dari satu kota ke kota yang lain, untuk mewartakan kabar keselamatan itu.

Tetapi kelak pada kedatangan-Nya yang kedua, Anak manusia akan menyatakan jati diri-Nya.
Dia datang dengan kuasa untuk melaksanakan penghakiman bagi orang-orang yang hidup tidak seturut kehendak Allah, seperti yang pernah terjadi di jaman Nuh dan Lot.
Pada waktu itu tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat dan berpaling kepada Allah, waktunya telah habis.
Pada waktu itu, setiap orang mesti meninggalkan segala miliknya, entah itu harta benda, sanak saudara dan orang-orang yang dikasihi, dan segala keterkaitannya dengan dunia ini.

Kapan waktunya kedatangan Kerajaan Allah yang kali kedua itu?
Tak seorang pun tahu, dan barangkali para malaikat pun tak mengetahuinya.
Adakah tanda-tanda sebelum kedatangan-Nya?
Tidak, kedatangan-Nya pada waktu yang tak terduga-duga, bisa beberapa saat lagi, bisa ratusan tahun lagi, entahlah.
Tak ada seorang pun yang dapat meramalkannya, tak seorang pun diberi karunia bernubuat tentang hal ini.

Ya, kita mesti bersiap-siap dan berjaga-jaga, membereskan diri sendiri terhadap berbagai pencemaran dosa, menjalani hidup tak tercela di hadapan Allah, serta menyangkal diri dan memikul salib.
Itu satu-satunya jalan kebenaran yang dibukakan oleh Yesus.
Tak ada pilihan lain kecuali menempuh jalan tersebut.


Peringatan Orang Kudus
Santo Albertus Agung, Uskup dan Pujangga Gereja
Albertus lahir di Lauingen, danau kecil Danube, Jerman Selatan pada tahun 1206. Orangtuanya bangsawan kaya raya dari Bollstadt. Semenjak kecil ia menyukai keindahan alam sehingga ia biasa menjelajahi hutan-hutan dan sungai-sungai di daerahnya. Pengalamannya ini nantinya akan menjadi bahan tulisannya yang berhubungan dengan Ilmu Alam dan Ilmu Tumbuh-tumbuhan.
Pendidikan tinggi ditempuhnya di Universitas Padua, dan dari sini ia melangkah masuk ke dalam hidup membiara dalam Ordo Dominikan. Yordan dari Saxoni, Jenderal kedua Ordo Dominikan menganggap Albertus sebagai tokoh yang cocok untuk cita-citanya yaitu mengkombimasikan hidup rohani, pewartaan dan mengajar. Oleh karena itu, ia kemudian mengirim Albertus ke Koln, Jerman untuk mengajar rekan-rekannya di semua biara Dominikan di kota itu. Ia mengajar di sana selama hampir 10 tahun. Karena kesalehan hidupnya dan pengetahuannya yang luar biasa luas dan mendalam itu, ia semakin terkenal. Oleh rekan-rekannya dan orang-orang sezamannya, Albertus disebut sebagai ‘Yang Agung, Tiang Gereja, Doktor Umum atau Sarjana Umum’. Albertus kemudian diangkat sebagai mahaguru di Universitas Koln. Murid-muridnya yang terkenal antara lain Thomas Aquinas, yang kemudian dinyatakan juga sebagai ‘kudus’ dan dihormati sebagai seorang Sarjana Gereja, seperti gurunya. Selanjutnya ia mengajar sebagai mahaguru di Universitas Paris, di mana ia bertemu dan menjalin persahabatan dengan raja Ludovikus yang saleh itu. Di sini ia menulis banyak buku yang membuatnya semakin terkenal di seluruh Eropa.
Pada tahun 1256 ia menjabat sebagai administrator di Curia Roma. Ia berhasil membela masalah-masalah menyangkut aturan-aturan hidup membiara dari Santo Dominikus dan Fransiskus terhadap serangan William. Karena hasil pembelaannya sangat brilian, maka Paus Aleksander IV (1254-1261) mengangkatnya menjadi uskup di kota Regensburg. Tetapi pada tahun 1262 setelah menyelesaikan masalah-masalah penting di dalam keuskupannya, ia mengajukan permohonan pengunduran diri. Lalu ia pulang ke Koln untuk menjalani saat-saat terakhir hidupnya. Di sana pun ia melanjutkan tulisan-tulisannya dalam beberapa tema, sambil menjadi uskup pembantu dan mahaguru. Albertus kemudian mengadakan perjalanan pastoral ke seluruh Jerman dan Bohemia, lalu pergi ke Timur Tengah dan Tanah Suci, dan pada tahun 1247, ia mengikuti Konsili Lyons.
Albertus dikenal rendah hati dan suci hidupnya. Ia menaruh devosi yang besar kepada Yesus dalam Sakramen Mahakudus dan kepada Bunda Maria. Semua itu tampak jelas di dalam syair-syair dan lagu-lagu yang digubahnya dan di dalam 50 buah buku yang ditulisnya. Ketika mengikuti Konsili Lyons itu, ia tidak lupa mengenang muridnya Santo Thomas Aquinas. Ia. merasa sangat kehilangan dengan wafatnya Thomas. Setelah ia mengadakan pembelaan terakhir terhadap ajaran Thomas Aquinas, ia meninggal dunia pada tanggal 15 Nopember 1280, dalam usia 87 tahun. Kesucian hidupnya didukung dengan banyak mujizat.

Diambil dari:
http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

Leave a Reply

*

captcha *