Sejarah OFM Indonesia
“Pergilah dan wartakanlah bahwa kerajaan Allah sudah dekat”. Sabda Yesus inilah yang mendorong Fransiskus Asisi untuk pergi kemana-mana mewartakan kabar gembira. Bagi Fransiskus, biaranya adalah seluruh dunia. Semangat ini diteruskan oleh para saudara Dina; memenuhi seluruh bumi dengan Injil Yesus Kristus termasuk di bumi nusantara Indonesia.
Sejak abad ke-13, para misionaris Fransiskan sudah singgah di Sumatera, Jawa dan Kalimanatan dalam perjalanan ke tanah misi di Tiongkok. Para Fransiskan baru mulai menetap sebagai misionaris di wilayah nusantara pada abad ke 16 dan 17 khususnya di Blambangan, Ternate, Makasar, Minahasa, Sangihe, Timor dan Aceh.
Para Fransiskan kembali lagi menjejakkan kaki di Bumi Nusantara pada 21 Desember 1929. Atas permintaan P.J. Willekens SJ (Vikaris Apostolik Jakarta/Batavia waktu itu), lima Fransiskan dari Provinsi Belanda tiba di Tanjung Priok. Mereka adalah Azarius de Kok OFM, Paschalis Heitkonig OFM, Michael Lunter OFM, Victorius Beekman OFM, Floribertus Schneider OFM.
Pada mulanya, kelima misionaris awal Fransiskan itu diberi wewenang untuk berkarya di wilayah Jakarta (Batavia) dan sekitarnya seperti di Paroki Kramat dan Meester-Cornelius (St. Yosep- Matraman, sekarang ini), stasi-stasi Tangerang dan Kampung Sawah, Rangkasbitung dan Serang di Banten. Di Jakarta, para Fransiskan ini juga dipercayai untuk menangani Panti Asuhan Vincentius.
Dari Jakarta, Para Saudara Dina bergerak ke Jawa Barat, berkarya di tengah-tengah umat Muslim. Kemudian, para Saudara Dina juga melebarkan misinya ke Yogyakarta, Flores dan Papua. Saat ini, Fransiskan Provinsi St. Mikael Malaikat Agung Indonesia berkarya di 8 keuskupan yaitu K.A. Jakarta, K.A. Semarang, K.A. Ende, K. Bogor, K. Ruteng, K. Atambua serta K. Baucau dan K. Dili di Timor Leste (keuskupan-keuskupan di Papua ditangani oleh OFM Kustodi Fransiskus Duta Damai).
Tahun Penting Fransiskan Indonesia
Abad 14 : Beberapa fransiskan singgah di Sumatera, Jawa dan Kalimantan dalam perjalanannya ke Cina.
Abad 16-17 : Para fransiskan berkarya di Sumatera Utara, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Kepulauan Maluku, Solor dan Flores Timur.
Abad 17-18 : Seluruh karya missioner-pastoral lumpuh (zaman kekuasaan Belanda-VOC).
1929 : OFM berkarya kembali di Bumi Nusantara. Pada 21 Des 1929, lima saudara dari Provinsi Para Martir Gorkum Belanda tiba di Batavia (Jakarta). Berpangkal di Jakarta, mereka melayani Stasi Cianjur, Rangkasbitung, Serang dan Cicurug.
1934 : Pribumi pertama masuk sebagai calon Fransiskan yaitu Theoginus Koesnen dan Aquino Tjiptopranata; disusul kemudian oleh Martinus Ismail Hardjowardojo (1937) dan Redemptus Wahjosudibyo (1938).
1950 : Didirikan tempat Pendidikan calon OFM di Cicurug.
1951 : OFM memperluas karya pelayanan sampai ke Manggarai, Flores. Pada 1956 Florianus Laot masuk OFM sebagai orang Flores pertama.
1962 (8 Mei) : Didirikan Kustodi Otonom Santo Michael yang meliputi seluruh wilayah di Indonesia.
1965 : Pendidikan Teologi bergabung dengan Seminari Tinggi Keuskupan Agung Semarang di Yogyakarta.
1969 : Bekerjasama dengan SJ dan Keuskupan Agung Jakarta menyelenggarakan sekolah tinggi filsafat di Jakarta yaitu STF Driyarkara. Sebagian pendidikan calon imam di selenggarakan di STF. Driyarkara-Jakarta.
1970 : Perubahan status dari Kustodi Otonom menjadi “Vicaria Missionaria”.
1983 : Perubahan status dari “Vicaria Missionaria” menjadi “Provinsi”
1984 : Novisiat dipindahkan dari Yogya ke Depok-Jawa Barat.