Hari Biasa, Pekan Biasa XVI Rabu, 26 Juli 2017
Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XVI
Rabu, 26 Juli 2017
PW S. Yoakim dan Ana, Orangtua SP Maria
Bacaan Pertama
Sir 44:1.10-15
“Nama mereka hidup terus turun-temurun.”
Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:
Kami hendak memuji orang-orang termasyhur, para leluhur kita,
menurut urut-urutannya.
Mereka adalah orang-orang kesayangan,
yang kebajikannya tidak sampai terlupa;
semuanya tetap disimpan oleh keturunannya
sebagai warisan baik yang berasal dari mereka.
Keturunannya tetap setia kepada perjanjian-perjanjian,
dan anak-anak merekapun demikian pula keadaannya.
Keturunan mereka akan lestari untuk selama-lamanya,
dan kemuliaannya tidak akan dihapus.
Dengan tenteram jenazah mereka dimakamkan,
dan nama mereka hidup terus turun-temurun.
Kebijaksanaan mereka diceritakan oleh bangsa-bangsa,
dan para jemaah mewartakan pujian mereka.
Demikianlah sabda Tuhan.
ATAU BACAAN LAIN:
Kel 16:1-5.9-15
“Sesungguhnya, Aku akan menurunkan hujan roti dari langit.”
Pembacaan dari Kitab Keluaran:
Segenap jemaah Israel berangkat dari Elim,
lalu tiba di padang gurun Sin,
yang terletak di antara Elim dan gunung Sinai.
Mereka tiba di sana pada hari yang kelima belas bulan yang kedua,
sejak mereka keluar dari tanah Mesir.
Di padang gurun itu
bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel
terhadap Musa dan Harun.
Mereka berkata,
“Ah, andaikata tadinya kami mati di tanah Mesir oleh tangan Tuhan,
tatkala kami duduk menghadap kuali penuh daging
dan memakan roti sepuas hati!
Sebab kalian membawa kami keluar ke padang gurun ini
untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.”
Lalu bersabdalah Tuhan kepada Musa,
“Sesungguhnya,
Aku akan menurunkan hujan roti dari langit bagimu.
Maka bangsa ini akan keluar dan memungut tiap-tiap hari
sebanyak yang perlu untuk sehari.
Dengan cara itu Aku hendak menguji
apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak.
Dan pada hari yang keenam,
apabila mereka memasak yang mereka bawa pulang,
maka yang dibawa itu akan menjadi dua kali lipat banyaknya
daripada yang mereka pungut setiap hari.”
Lalu Musa berkata kepada Harun,
“Katakanlah kepada seluruh jemaah Israel,
‘Marilah dekat ke hadapan Tuhan,
sebab Ia telah mendengar sungut-sungutmu’.”
Dan ketika Harun sedang berbicara kepada seluruh jemaat Israel,
mereka mengarahkan pandangan ke arah padang gurun,
maka tampaklah kemuliaan Tuhan dalam awan.
Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa,
“Aku telah mendengar orang Israel bersungut-sungut .
Katakanlah kepada mereka,
‘Pada waktu senja kalian akan makan daging
dan waktu pagi kalian akan makan roti sampai kenyang.
Maka kalian akan tahu, bahwa Akulah Tuhan Allahmu.”
Pada waktu petang
datanglah berduyun-duyun burung puyuh
menutupi perkemahan mereka.
Dan pagi harinya terhamparlah embun sekeliling perkemahan.
Setelah embun menguap,
tampaklah pada permukaan gurun sesuatu yang halus mirip sisik,
halus seperti embun yang membeku di atas tanah.
Melihat itu umat Israel saling bertanya-tanya, “Apakah ini?”
Sebab mereka tidak tahu, apa itu.
Lalu berkatalah musa,
“Inilah roti yang diberikan Tuhan menjadi makananmu.”
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 132:11.13-14.17-18,R:Luk 1:32a
Refren: Tuhan Allah akan memberi dia
takhta Daud, bapa leluhurnya.
*Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud,
Ia tidak akan memungkirinya:
“Seorang anak kandungmu
akan Kududukkan di atas takhtamu.”
*Sebab Tuhan telah memilih Sion,
dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya:
“Inilah tempat peristirahatan-Ku untuk selama-lamanya,
di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya.
*Di sanalah Aku akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud,
dan menyediakan pelita bagi orang yang Kuurapi.
Musuh-musuhnya akan Kutudungi pakaian keajaiban,
tetapi ia sendiri akan mengenakan mahkota yang semarak!”
ATAU MAZMUR LAIN:
Mzm 78:18-19.23-24.25-26.27-28
Refrein: Tuhan memberi mereka gandum dari langit.
*Dalam hati, mereka mencobai Allah
dengan menuntut makanan untuk menuruti nafsu mereka.
Mereka berbincang-bincang menyangsikan Allah,
“Sanggupkah Allah menyajikan hidangan di padang gurun?”
*Maka Ia memberi perintah kepada awan-awan dari atas,
dan membuka pintu-pintu langit;
Ia menghujankan manna untuk dimakan,
dan memberikan mereka gandum dari langit.
*Roti para malaikat menjadi santapan insan,
bekal berlimpah disediakan oleh Allah.
Ia menghembuskan angin timur dari langit
dan menggiring angin selatan dengan kekuatan-Nya.
*Ia menghujankan daging seperti debu banyaknya,
dan burung-burung bersayap dihamburkan-Nya
laksana pasir di laut;
Semuanya itu dihujankan-Nya di tengah perkemahan mereka,
di sekeliling tempat kediaman mereka.
Bait Pengantar Injil
Luk 2:25c
Mereka menantikan penghiburan bagi Israel
dan Roh Kudus ada di atas-Nya.
Bacaan Injil
Mat 13:16-17
“Banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat.”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Sekali peristiwa
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
“Berbahagialah matamu karena telah melihat,
berbahagialah telingamu karena telah mendengar.
Sebab, Aku berkata kepadamu:
Banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat,
tetapi tidak melihatnya,
dan ingin mendengar apa yang kamu dengar,
tetapi tidak mendengarnya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
Benih itu melambangkan sabda Allah,
penaburnya ialah Kristus.
Semua orang yang menemukan Kristus
akan hidup selama-lamanya.
“Benih yang jatuh di tanah yang baik menghasilkan buah seratus ganda.”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Pada suatu hari
Yesus keluar dari rumah dan duduk di tepi danau.
Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong
lalu mengerumuni Dia,
sehingga Yesus naik ke perahu dan duduk di situ,
sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai.
Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka
dengan memakai perumpamaan-perumpamaan.
Ia berkata, “Ada seorang penabur keluar menaburkan benih.
Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan,
lalu burung-burung datang memakannya.
Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu,
yang tidak banyak tanahnya;
lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
Tetapi sesudah matahari terbit,
layulah tumbuhan itu dan menjadi kering
karena tidak berakar.
Sebagian lagi jatuh di semak duri,
lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.
Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah,
ada yang seratus ganda,
ada yang enam puluh ganda,
ada yang tiga puluh ganda.
Barangsiapa bertelinga untuk mendengar,
hendaklah ia mendengarkan!”
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan Injil
Bacaan hari termasuk salah satu yang saya suka, karena kaitan Bacaan Pertama dan Bacaan Injil nampak jelas.
Bacaan Pertama berbicara tentang roti dari langit dan Bacaan Injil berbicara tentang benih roti dari Surga.
Bacaan Pertama berbicara soal kebutuhan jasmani, Bacaan Injil berbicara soal kebutuhan rohani.
Seringkali orang berkilah, “Bagaimana bisa berbelas kasih kepada orang lain kalau kita sendiri kekurangan?”
Seringkali orang merasa miskin karena tidak memiliki harta duniawi, tetapi tidak merasa kaya padahal memiliki banyak harta rohani.
Sesungguhnya kemiskinan rohani itu lebih fatal karena akan mempengaruhi sikap dan perilaku secara jasmaniah.
Keduanya memang merupakan kebutuhan hidup manusia, tetapi kalau melihat darimana bisa diperoleh, maka nyatalah bahwa kebutuhan jasmani bisa didapat dari dunia sedangkan yang rohani berasal dari Surga.
Tuhan telah memberi kewenangan kepada manusia untuk memanfaatkan sebaik-baiknya seluruh isi dunia untuk memenuhi kebutuhan jasmani manusia, tetapi kebutuhan rohani malah bisa terancam oleh kebutuhan jasmani itu.
Sebaliknya, pemenuhan kebutuhan rohani akan serta-merta membawa pemenuhan terhadap kebutuhan jasmani.
Itu sebabnya Yesus berkata, “Carilah dahulu Kerajaan Surga.”
Umat Israel tiba di padang gurun yang gersang.
Di padang gurun itu hanya ada pasir, bebatuan dan semak-belukar.
Jangan berharap ada mall yang menyediakan berbagai makanan enak, air saja sulit bisa didapat.
Lalu Tuhan membimbing mereka menemukan makanan alternatif berupa serpihan roti yang mereka namai “manna” itu.
Tuhan juga menghembuskan angin Timur dan Selatan sehingga rombongan burung puyuh yang biasa eksodus dari daratan Eropa di sekitar bulan September akhirnya mencapai perkemahan mereka dalam keadaan kelelahan sehingga mudah ditangkap.
Roti Manna dan burung puyuh itu tidak dikirim dari Surga.
Makanan itu tidak disediakan di Surga.
Terasa berlebihan kalau kita katakan Tuhan mengirim roti Manna dari Surga.
Yang lebih pas adalah roti dari langit, dari awan-awan yang turun menjadi embun dan membawa serta sisik-sisik roti itu.
Oleh karena keinginan manusia akan mujizatlah seringkali membuat kita berharap yang aneh-aneh seperti ini.
Masak minta roti dari Surga, memangnya Surga itu dapurnya dunia?
Keinginan yang berlebihan ini seringkali menimbulkan fatamorgana yang lebih bersifat khayal daripada nyata.
Di padang gurun kita bisa dikelabui oleh pandangan mata sendiri, permukaan yang panas nampak seperti genangan air.
Itulah fatamorgana.
Roti Manna dan daging burung puyuh itu bukan fatamorgana, dan bukan dikirim dari Surga.
Makanan itu adalah karunia Tuhan; berasal dari dunia juga tetapi berkat bimbingan Tuhan kita bisa memperolehnya.
Maka Musa pun menganjurkan agar kita “berada dekat-dekat dengan Tuhan.”
Yang berasal dari Surga itu adalah roti-hidup, yang dibawa oleh Yesus ke dunia.
Roti hidup itu adalah Sabda Tuhan, Yesus adalah penaburnya, dan kita adalah tanah tempat dimana roti hidup itu bisa tumbuh.
Jika kita adalah tanah bebatuan maka Roti Hidup itu tak dapat tumbuh.
Berada dekat-dekat dengan Tuhan akan menjadikan kita ibarat tanah yang subur, maka benih yang ditabur pun akan menghasilkan buah yang banyak.
Peringatan Orang Kudus
Santa dan Santo Santa Anna dan Santo Yoakim, Orangtua Santa Perawan Maria
Anna dan Yoakim adalah orangtua kandung Santa Perawan Maria, Bunda Yesus, Putera Allah. Keduanya dikenal sebagai keturunan raja Daud yang setia menjalankan kewajiban-kewajiban agamanya serta dengan ikhlas mengasihi dan mengabdi Allah dan sesamanya. Oleh karena itu keduanya layak di hadapan Allah untuk turut serta dalam karya keselamatan Allah.
Dalam buku-buku umat Kristen abad ke-2, nama ibu Anna sangat harum. Diceritakan bahwa sejak perkawinannya dengan Yoakim, Anna tak henti-hentinya mengharapkan karunia Tuhan berupa seorang anak. Namun cukup lama ia menantikan tibanya karunia Allah itu. Sangat boleh jadi bahwa Anna sesekali menganggap keadaan dirinya yang tak dapat menghasilkan keturunan itu sebagai hukuman bahkan kutukan Allah atas dirinya, sebagaimana anggapan umum masyarakat Yahudi pada waktu itu. Karena itu diceritakan bahwa ia tak henti-hentinya tanpa putus asa berdoa kepada Allah agar kiranya kenyataan pahit itu ditarik Allah dari padanya. Setiap tahun, Anna bersama Yoakim suaminya berziarah ke Bait Allah Yerusalem untuk berdoa. Ia berjanji, kalau Tuhan menganugerahkan anak kepadanya, maka anak itu akan dipersembahkan kembali kepada Tuhan
Syukurlah bahwa suatu hari malaekat Tuhan mengunjungi Anna yang sudah lanjut usia itu membawa warta gembira ini: “Tuhan berkenan mendengarkan doa ibu! Ibu akan melahirkan seorang anak perempuan, yang akan membawa suka cita besar bagi seluruh dunia!” Dengan kegembiraan dan kebahagiaan yang besar, Anna menceritakan warta malaekat Tuhan itu kepada Yoakim.
Setelah genap waktunya, lahirlah seorang anak wanita yang manis. Bayi itu diberi nama Maryam, yang kelak akan memperkandungkan Putera Allah, Yesus Kristus, Juru Selamat dunia. Bagi Anna, Maryam lebih merupakan buah rahmat Allah daripada buah koderat manusia. Kelahiran Maryam menyemarakkan bahkan menyucikan kehidupannya dan kehidupan keluarganya.
Kehidupan ibu Anna tidak diceritakan di dalam Injil-injil. Kisah tentang hidupnya diperoleh dari sebuah cerita apokrif. Cerita ini secara erat berkaitan dengan kisah Perjanjian Lama tentang Anna, ibu Samuel. Ibu Anna dihormati sebagai pelindung kaum ibu, khususnya yang sedang hamil dan sibuk mengurus keluarganya. Orang-orang Yunani mendirikan sebuah basilik khusus di Konstantinopel pada tahun 550 untuk menghormati ibu Anna. Di kalangan Gereja Barat, Paus Gregorius XIII (1572-1585) menggalakkan penghormatan kepada Ibu Anna di seluruh Gereja pada tahun 1584.
Nama Yoakim dan Anna sungguh sesuai dengan maksud pilihan Allah. Yoakim berarti “Persiapan bagi Tuhan”, sedangkan Anna berarti “Rahmat atau Karunia”.
Diambil dari:
http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi