Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIV Selasa, 24 November 2020
Liturgia Verbi (A-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXXIV
Selasa, 24 November 2020
Bacaan Pertama
Why 14:14-20
“Sudah tiba saatnya untuk menuai, sebab tuaian di bumi sudah masak.”
Pembacaan dari Kitab Wahyu:
Aku, Yohanes, melihat, sesungguhnya ada awan putih.
Di atas awan itu duduk seorang seperti Anak Manusia
dengan sebuah mahkota emas di atas kepala-Nya
dan sebilah sabit tajam di tangan-Nya.
Lalu keluarlah seorang malaikat lain dari Bait Suci.
Ia berseru dengan suara nyaring
kepada Dia yang duduk di atas awan itu,
“Ayunkanlah sabit-Mu itu dan tuailah,
karena sudah tiba saatnya untuk menuai,
sebab tuaian di bumi sudah masak.”
Maka Dia yang duduk di atas awan itu,
mengayunkan sabit-Nya ke atas bumi,
dan bumi pun dituailah.
Lalu seorang malaikat lain keluar dari bait suci di surga.
Ia pun memegang sebilah sabit tajam.
Dan seorang malaikat lain datang dari mezbah.
ia berkuasa atas api,
dan ia berseru dengan suara nyaring
kepada malaikat yang memegang sabit tajam itu, katanya,
“Ayunkanlah sabitmu yang tajam itu
dan potonglah buah pohon anggur di bumi
karena buahnya sudah masak.”
Lalu malaikat itu mengayunkan sabitnya ke atas bumi,
dan memotong buah pohon anggur di bumi
dan melemparkannya ke dalam kilangan besar, yaitu murka Allah.
Maka buah anggur itu dikilang di luar kota
dan dari kilangan itu mengalirlah darah,
tingginya sampai ke kekang kuda, dan jauhnya dua ratus mil.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 96:10.11-12.13,R:13b
Refren: Tuhan datang menghakimi bumi.
*Katakanlah di antara bangsa-bangsa:
“Tuhan itu Raja!
Dunia ditegakkannya, tidak akan goyah.
Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”
*Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai,
biar gemuruhlah laut serta segala isinya!
Biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya,
maka segala pohon di hutan bersorak-sorai.
*Biarlah mereka bersukacita di hadapan Tuhan, sebab Ia datang,
sebab Ia datang untuk menghakimi bumi.
Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan,
dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.
Bait Pengantar Injil
Why 2:10c
Hendaklah engkau setia sampai mati, sabda Tuhan,
dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Bacaan Injil
Luk 21:5-11
“Tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain.”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Ketika itu beberapa orang berbicara tentang Bait Allah
dan mengagumi bangunan yang dihiasi dengan batu indah,
dan berbagai macam barang persembahan.
Tetapi Yesus berkata kepada mereka,
“Akan tiba harinya segala yang kalian lihat di situ diruntuhkan,
dan tidak akan ada satu batu pun
dibiarkan terletak di atas batu yang lain.”
Lalu murid-murid bertanya,
“Guru, bilamanakah hal itu akan terjadi?
Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?”
Jawab Yesus, “Waspadalah, jangan sampai kalian disesatkan.
Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku,
dan berkata,
‘Akulah Dia’ dan ‘Saatnya sudah dekat.’
Janganlah kalian mengikuti mereka.
Dan bila kalian mendengar kabar tentang perang dan pemberontakan,
janganlah kalian terkejut.
Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu,
tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.”
Kemudian Yesus berkata kepada mereka,
“Bangsa akan bangkit melawan bangsa
dan kerajaan melawan kerajaan.
Akan terjadi gempa bumi yang dahsyat,
dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan.
Dan akan terjadi juga
hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.”
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan Injil
Saya merasa lumayan merinding setelah membaca Injil hari ini.
Yesus berkata, “Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan.
Akan terjadi gempa bumi yang dahsyat, dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan.
Dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.”
Kok mirip dengan situasi sekarang ini?
Ada kekhawatiran akan terjadi peperangan yang melibatkan banyak negara, yang disebut sebagai perang dunia ketiga.
Ada pula kekhawatiran akan terjadi gempa bumi yang dahsyat, yang bisa jadi disertai tsunami, terutama di wilayah Sumatera Barat dan Lampung, yang tentu saja membuat masyarakat di sana menjadi sangat was-was.
Penyakit yang mirip dengan penyakit sampar pun telah terjadi setahun belakangan ini, pandemi Covid-19, dan masih belum jelas kapan akan berakhir.
Penyakit sampar, atau disebut juga penyakit pes, memang tercatat dalam sejarah telah menyebabkan kematian sampai puluhan juta orang di Eropa dan di belahan dunia lainnya.
Walau pun tidak sama, yang satu bakteri dan yang satunya lagi virus, tapi sama-sama penyakit menular yang mewabah, penularannya sangat cepat, melalui droplet, bisa menyerang paru-paru atau organ tubuh lainnya.
Kelaparan yang disebut oleh Yesus pun telah nampak jelas.
Resesi ekonomi terjadi di berbagai belahan bumi, ada banyak orang kehilangan pekerjaan dan kesulitan untuk mendapatkan penghasilan, ujung-ujungnya tentulah kelaparan yang mungkin disusul dengan kerusuhan.
Se lain itu, apa yang dikatakan oleh Yesus tentang penyesatan juga nampak nyata terjadi di tengah-tengah umat manusia, termasuk kita yang di Indonesia, “Waspadalah, jangan sampai kalian disesatkan.
Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku, dan berkata, ‘Akulah Dia’ dan ‘Saatnya sudah dekat.’ Janganlah kalian mengikuti mereka.”
Kita patut bersyukur Yesus tidak menikah, sehingga tak ada orang yang bisa mengaku-ngaku sebagai keturunan Yesus.
Tetapi point pentingnya bukanlah soal keturunan, melainkan soal penyesatan.
Apakah semuanya ini dapat kita simpulkan bahwa kiamat sudah dekat?
Apakah penghakiman Tuhan akan segera terlaksana?
Bukankah melalui Credo kita percaya bahwa “Dari situ Ia akan datang, mengadili orang yang hidup dan mati?”
Kalau kita mempercayainya, lalu bergegas bertobat dan memohon pengampunan Tuhan, iya baiklah kita anggap saja bahwa kiamat sudah dekat, sesuai yang disampaikan oleh Yesus,
Tetapi kalau kita tidak mempercayainya namun tetap bergegas bertobat, saya rasa itu lebih baik lagi, karena Yesus telah mengatakannya, “Semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.”
Kita tidak akan pernah tahu kapan hari itu akan tiba.
Makanya Yesus meminta kita untuk berjaga-jaga.
Memang akan ada waktunya, Anak Manusia datang dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya [bdk Mrk 13:26], tetapi tak ada yang tahu kapan waktunya tiba, “Tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja.” [Mat 24:36, Mrk 13:32]
Maka dari itu, marilah kita bertobat, berjaga-jaga dan menghidarkan diri dari penyesatan yang dilakukan orang, agar pada saatnya tiba nanti, kita tetap dapat berdiri tegak menyambut kedatangan-Nya.
“Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.” [Luk 21:36]
Peringatan Orang Kudus
Santo Krisogonus, Martir
Menurut legenda, Krisogonus adalah seorang pegawai tinggi Romawi yang beragama Kristen. Ia mati dipenggal lehernya pada tahun 304 di Aquileia, Italia pada masa penganiayaan terhadap orang-orang Kristen oleh Kaisar Diokletianus. Penghormatan umum kepadanya dimulai di Roma pada abad kelima atau keenam. Dari sebuah cerita abad keenam mengenai “Kesengsaraan Santa Anastasia”, puteri seorang bangsawan Romawi, diketahui bahwa Krisogonus adalah pembimbing rohani Santa Anastasia. Krisogonus mendampingi dia dengan berbagai nasehat dan petunjuk di dalam menghadapi masalah-masalah yang dialaminya sebagai isteri seorang Romawi kafir. Nama Krisogonus tercatat di dalam Kanon Misa.
Santa Flora dan Maria, Martir
Flora difitnah oleh saudaranya sendiri yang beragama Islam. Akibatnya ia ditahan dan didera bersama temannya, yaitu Maria. Santo Eulogius mengirim surat kepada kedua wanita tawanan ini: “Jangan takut! Walaupun diancam dibuang ke tempat pelacuran, namun tidak ada noda yang akan mencemarkan jiwa Anda, sekalipun badan dinodai dengan paksa.” Hakim Abd-Rahman memerintahkan algojo memenggal kepala mereka di Cordoba, Spanyol.
Diambil dari:
http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/