Hari Biasa, Pekan Biasa XXI Jumat, 1 September 2017
Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXI
Jumat, 1 September 2017
Bulan September:
Ujud Misi/Evangelisasi – Paroki.
Semoga paroki-paroki kita, dengan dibakar oleh semangat misioner, menjadi tempat terwujudnya komunikasi iman dan cinta kasih.
Ujud Gereja Indonesia – Orang Muda.
Semoga Asian Youth Day 2017 di Indonesia mengobarkan semangat berjejaring dalam bekerjasama demi terwujudnya persaudaraan dalam membangun sukacita Injil bagi masyarakat Asia yang majemuk.
Bacaan Pertama
1Tes 4:1-8
“Inilah kehendak Allah, yaitu supaya kamu semua kudus.”
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika:
Saudara-saudara,
demi Tuhan Yesus kami minta dan menasihati kalian:
Kalian telah mendengar dari kami,
bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah.
Hal itu memang sudah kalian turuti!
Tetapi baiklah kalian melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi.
Kalian tahu juga petunjuk-petunjuk mana
yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus.
Yang dikehendaki Allah adalah supaya kamu semua kudus.
Ia menghendaki agar kalian menjauhi percabulan.
Hendaknya kamu masing-masing hidup dengan isterinya sendiri,
dalam kekudusan dan kehormatan,
bukan dalam keinginan hawa nafsu,
seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Dalam hal-hal ini
jangan ada orang memperlakukan saudaranya dengan tidak baik
atau memperdayakannya.
Sebab Tuhan akan membalas semuanya itu,
sebagaimana dahulu telah kami katakan
dan kami tegaskan kepadamu.
Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar,
melainkan untuk melakukan apa yang kudus.
Karena itu barangsiapa menolak ini, bukanlah menolak manusia,
melainkan menolak Allah yang telah memberikan Roh Kudus-Nya
juga kepadamu.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 97:1-2b.5-6.10-12,R:12a
Refren: Bersukacitalah dalam Tuhan, hai orang benar.
*Tuhan adalah Raja.
Biarlah bumi bersorak-sorai,
biarlah banyak pulau bersukacita!
Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
*Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan,
di hadapan Tuhan semesta alam.
Langit memberitakan keadilan-Nya,
dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
*Hai orang-orang yang mengasihi Tuhan,
bencilah kejahatan!
Dia memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya,
dan akan melepaskan mereka dari tangan orang-orang fasik.
*Terang sudah terbit bagi orang benar,
dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati.
Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar,
dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.
Bait Pengantar Injil
Luk 21:36
Berjaga-jagalah dan berdoalah selalu,
agar kalian layak berdiri di hadapan Anak Manusia.
“Lihatlah pengantin datang, pergilah menyongsong dia!”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Pada suatu hari
Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya,
“Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis,
yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin.
Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak.
Sedangkan yang bijaksana,
selain pelita juga membawa minyak dalam buli-bulinya.
Tetapi karena pengantin itu lama tidak datang-datang,
mengantuklah mereka semua, lalu tertidur.
Tengah malam terdengarlah suara orang berseru,
‘Pengantin datang! Songsonglah dia!’
Gadis-gadis itu pun bangun semuanya
lalu membereskan pelita mereka.
Yang bodoh berkata kepada yang bijaksana,
‘Berilah kami minyakmu sedikit, sebab pelita kami mau padam.’
Tetapi yang bijaksana menjawab,
‘Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian.
Lebih baik kalian pergi membelinya pada penjual minyak.’
Tetapi sementara mereka pergi membelinya, datanglah pengantin,
dan yang sudah siap sedia
masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah.
Lalu pintu ditutup.
Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata,
‘Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!’
Tetapi tuan itu menjawab,
‘Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian.’
Karena itu, berjaga-jagalah,
sebab kamu tidak tahu akan hari maupun saatnya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan Injil
Dari Bacaan Injil hari ini kita diajak untuk merenungkan kembali tentang himbauan Yesus agar kita berjaga-jaga karena kita tidak tahu kapan Anak Manusia akan datang.
Hari ini Yesus mengambil perumpamaan sepuluh gadis yang berjaga-jaga menantikan kedatangan pengantin.
Syarat paling dasar untuk menyambut Tuhan yang datang ke dalam kehidupan kita adalah kesediaan atau kemauan bebas untuk menyongsong dan menyambut Tuhan.
Ke sepuluh gadis itu bersedia menantikan kedatangan pengantin walau pun tidak dapat dipastikan kapan akan datang.
Cobalah periksa batin kita, apakah kita memiliki kemauan bebas untuk menyambut Tuhan dan bersekutu dengan-Nya?
Kemauan bebas artinya tidak terpaksa, apalagi takut, melainkan dengan kerelaan dan sukacita.
Syarat berikutnya adalah persiapan menjelang penyambutan.
Menyambut tamu agung tentulah perlu dipersiapkan sebaik mungkin, apakah itu pakaian yang digunakan, kebersihan dan kerapian, atau peralatan yang diperlukan untuk menyambut.
Para gadis itu membawa pelita untuk menyambut, dan juga membawa minyak dalam buli-bulinya.
Lima dari sepuluh gadis itu nampaknya kurang persiapan.
Mereka membawa pelita tetapi tidak membekali diri dengan minyak sebagai bahan bakarnya.
Pelita tanpa minyak takkan menyala dan menghasilkan cahaya.
Mari kita periksa lagi batin kita, apakah kita sudah melakukan persiapan untuk menyambut Tuhan dan bersekutu dengan-Nya?
Sudahkah kita bersihkan jiwa kita dari noda-noda dosa?
Sudahkah kita membekali diri kita dengan kasih dan damai Kristus?
Syarat berikutnya adalah ketekunan.
Karena pengantin yang ditunggu-tunggu tidak datang-datang juga, maka mengantuklah mereka, lalu tertidur.
Sebagai manusia lemah bisa jadi saja kita “mengantuk dan tertidur” di saat menanti-nantikan kedatangan Tuhan.
Sebaiknya memang mesti berjaga-jaga, jangan sampai tertidur.
Tak apalah kalau sampai tertidur, tetapi yang penting kita segera bangun ketika mendengar orang berseru-seru, “Pengantin datang! Songsonglah dia!”
Homili saat Misa atau renungan-renungan video, audio atau pun berupa teks, adalah orang yang berseru-seru.
Tidak ada target atau pun timeline, pengantin datang sewaktu-waktu, dan malahan datang pada waktu yang tak disangka-sangka.
Mari periksa lagi batin kita, apakah kita tekun menantikan kedatangan yang tak tentu ini?
Ke sepuluh gadis itu tertidur, tapi semuanya kemudian terbangun saat mendengar orang berseru-seru.
Maka hendaknya kita juga segera terbangun saat homili, renungan, dan sebagainya.
Ingatlah selalu, “Orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.” [Mat 24:13]
Pada saat pesta perkawinan diselenggarakan, yakni pada saat pengantin telah tiba, maka pada saat itu kita mesti sudah memenuhi persyaratannya sehingga layak dan pantas hadir di dalam pesta itu.
Jika tidak, maka kita tidak dapat turut serta dalam pesta itu, dan malahan “tuan rumah” akan berkata kepada kita, “Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian.”
Peringatan Orang Kudus
Santo Pedro Armengol (1238-1304)
Pedro dikenal sebagai perampok ulung. Namun tiba-tiba ia bertobat dan masuk biara. Pedro menawarkan diri sebagai sandera untuk ditukar dengan 18 anak Kristen yang ditahan orang Muslim di Aljazair. Karena giat merasul di kawasan Islam ini, ia dihukum mati; akan tetapi secara ajaib, Pedro terbebas dari maut.
Santa Verena (350)
Wanita Mesir ini mengikuti legiun Thebais ke suatu garnisun baru di Swiss. Hingga akhir hidupnya ia berbuat amal dan bermatiraga. Ia dihormati sebagai santa pelindung para pelayan perempuan di pastoran.
Ruth (abad 11 seb. M.)
Wanita Moab ini dikenal dalam kaitannya dengan keluarga Elimelekh, sebuah keluarga Israel dari Betlehem, daerah Yehuda. Konon pada zaman pemerintahan hakim-hakim terjadilah kelaparan hebat di tanah Israel. Elimelekh bersama Naomi, isterinya dan kedua anaknya Mahlon dan Kilyon mengungsi ke Moab sebagai orang asing.
Sepeninggal Elimelekh, Mahlon dan Kilyon menikah dengan perempuan-perempuan Moab. Mahlon dengan Orpa, sedang Kilyon dengan Ruth. Sayang sekali bahwa Mahlon dan Kilyon kemudian meninggal dunia. Dengan demikian tinggallah Naomi bersama kedua menantunya Orpa dan Ruth.
Ketika didengar bahwa Tuhan telah membebaskan umatNya Israel dari kelaparan, pulanglah Naomi ke Betlehem, Yehuda bersama kedua menantunya. Di sana Ruth bertemu dan menikah dengan Boaz, saudara Elimelekh. Perkawinan Levirat ini adalah sah menurut hukum Israel demi melanjutkan keturunan Naomi. Ruth dan Boaz memperanakkan Obed, ayah dari Yesse, yang menjadi ayah dari Daud, Raja terbesar Israel. Dengan demikian Ruth dikenal sebagai leluhur Raja Daud dan Yesus Kristus yang lahir dari keturunan Daud (Mat 1: 5).
*Catatan: Hari Jumat Pertama dalam bulan.
Diambil dari:
http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi