Hari Biasa, Pekan Biasa XVI Kamis, 26 Juli 2018
Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XVI
Kamis, 26 Juli 2018
PW S. Yoakim dan Ana, Orangtua SP Maria
Bacaan Pertama
Sir 44:1.10-15
“Nama mereka hidup terus turun-temurun.”
Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh:
Kami hendak memuji orang-orang termasyhur, para leluhur kita,
menurut urut-urutannya.
Mereka adalah orang-orang kesayangan,
yang kebajikannya tidak sampai terlupa;
semuanya tetap disimpan oleh keturunannya
sebagai warisan baik yang berasal dari mereka.
Keturunannya tetap setia kepada perjanjian-perjanjian,
dan anak-anak merekapun demikian pula keadaannya.
Keturunan mereka akan lestari untuk selama-lamanya,
dan kemuliaannya tidak akan dihapus.
Dengan tenteram jenazah mereka dimakamkan,
dan nama mereka hidup terus turun-temurun.
Kebijaksanaan mereka diceritakan oleh bangsa-bangsa,
dan para jemaah mewartakan pujian mereka.
Demikianlah sabda Tuhan.
ATAU BACAAN LAIN:
Yer 2:1-3.7-8.12-13
“Mereka meninggalkan Daku, sumber air yang hidup, dan menggali sendiri kolam yang bocor.”
Pembacaan dari Kitab Yeremia:
Tuhan bersabda kepadaku,
“Pergilah dan beritahukanlah kepada penduduk Yerusalem
dengan mengatakan, ‘Beginilah sabda Tuhan:
Aku teringat kepada kasihmu pada waktu engkau masih muda,
akan cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin.
Pada waktu itu engkau mengikuti Aku di padang gurun,
di negeri yang tidak ditaburi.’
Ketika itu Israel kudus bagi Tuhan,
sebagai buah bungaran dari hasil tanah-Nya.
Semua orang yang memakannya bersalah
dan tertimpa malapetaka’,”
demikianlah sabda Tuhan.
“Aku telah membawa kalian ke tanah yang subur
agar kalian menikmati buahnya dan segala yang baik daripadanya.
Tetapi segera setelah kalian masuk,
kalian telah menajiskan tanah-Ku.
Tanah milik-Ku telah kalian cemarkan.
Para imam tidak lagi bertanya, ‘Di manakah Tuhan?’
Para ahli hukum tidak mengenal Aku lagi,
dan para gembala mendurhaka terhadap Aku.
Para nabi bernubuat demi Baal,
mereka mengikuti apa yang tidak berguna.”
“Terperanjatlah akan hal itu, hai langit,
menggigil dan gemetarlah dengan sangat,”
demikianlah sabda Tuhan.
“Sebab umat-Ku berbuat kejahatan ganda:
mereka meninggalkan Daku, sumber air yang hidup,
dan menggali sendiri kolam yang bocor,
yang tidak dapat menahan air.”
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 132:11.13-14.17-18,R:Luk 1:32a
Refren: Tuhan Allah akan memberi dia
takhta Daud, bapa leluhurnya.
*Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud,
Ia tidak akan memungkirinya:
“Seorang anak kandungmu
akan Kududukkan di atas takhtamu.”
*Sebab Tuhan telah memilih Sion,
dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya:
“Inilah tempat peristirahatan-Ku untuk selama-lamanya,
di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya.
*Di sanalah Aku akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud,
dan menyediakan pelita bagi orang yang Kuurapi.
Musuh-musuhnya akan Kutudungi pakaian keajaiban,
tetapi ia sendiri akan mengenakan mahkota yang semarak!”
ATAU MAZMUR LAIN:
Mzm 36:6-7ab.8-11
Refrein: Pada-Mulah, ya Tuhan, ada sumber kehidupan.
*Ya Tuhan, kasih-Mu sampai ke langit,
setia-Mu sampai ke awan.
Keadilan-Mu adalah seperti gunung-gunung Allah,
hukum-Mu bagaikan samudera raya yang hebat.
*Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah!
Anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu.
Mereka mengenyangkan dirinya dengan lemak di rumah-Mu,
Engkau memberi mereka minum dari sungai kesenangan-Mu.
*Sebab pada-Mu ada sumber hayat,
di dalam terang-Mu kami melihat terang.
Lanjutkanlah kasih setia-Mu bagi orang yang mengenal Engkau,
dan keadilan-Mu bagi orang yang tulus hati!
Bait Pengantar Injil
Luk 2:25c
Mereka menantikan penghiburan bagi Israel
dan Roh Kudus ada di atas-Nya.
Bacaan Injil
Mat 13:16-17
“Banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat.”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Sekali peristiwa
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
“Berbahagialah matamu karena telah melihat,
berbahagialah telingamu karena telah mendengar.
Sebab, Aku berkata kepadamu:
Banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat,
tetapi tidak melihatnya,
dan ingin mendengar apa yang kamu dengar,
tetapi tidak mendengarnya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
ATAU BACAAN LAIN:
Mat 13:10-17
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
“Kalian diberi kurnia mengetahui rahasia Kerajaan Surga,
tetapi mereka tidak.”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Setelah Yesus menceriterakan perumpamaan tentang orang penabur,
murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya,
“Mengapa Engkau mengajar mereka dalam perumpamaan?”
Jawab Yesus,
“Kalian diberi karunia mengetahui rahasia Kerajaan Surga,
tetapi orang-orang lain tidak.
Karena barangsiapa mempunyai, akan diberi lagi;
tetapi barangsiapa tidak mempunyai,
maka apa pun yang ada padanya akan diambil juga.
Itulah sebabnya Aku mengajar mereka dengan perumpamaan,
karena biarpun melihat, mereka tidak tahu,
dan biarpun mendengar, mereka tidak menangkap dan tidak mengerti.
Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi:
‘Kalian akan mendengar dan mendengar lagi, namun tidak mengerti,
kalian akan melihat dan melihat lagi, namun tidak menanggap.
Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan matanya melekat tertutup,
agar jangan mereka melihat dengan matanya
dan mendengar dengan telinganya
dan mengerti dengan hatinya,
lalu berbalik sehingga Kusembuhkan.’
Akan tetapi berbahagialah mata kalian sebab melihat,
berbahagialah telinga kalian sebab mendengar.
Sebab Aku berkata kepadamu,
‘Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar
ingin melihat apa yang kalian lihat,
tetapi tidak melihatnya,
dan ingin mendengar apa yang kalian dengar,
tetapi tidak mendengarnya.’
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan Injil
Cukup sering saya menyampaikan di berbagai kesempatan, “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya” untuk menggambarkan bahwa watak dan perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh orangtuanya, hanya sebagian saja yang dipengaruhi oleh faktor eksternal di luar orangtua dan keluarga.
Hari ini kita memperingati Santo Yoakim dan Santa Ana, orangtua dari Bunda Maria, yang juga adalah kakek dan nenek dari Yesus, keturunan Daud.
Dari Bunda Maria inilah kita bisa menarik kesimpulan seperti apa pasangan Yoakim – Ana itu.
Hari ini kita mendengarkan dan merenungkan bacaan dari Kitab Putera Sirakh, dari kitab Deuterokanonika, yang barangkali boleh disarikan dengan peribahasa “Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.”
Siapa pun itu, manusia maupun mahluk hidup lainnya, pasti akan mati, namun demikian, sesuatu yang baik akan diwariskan kepada anak-cucunya.
Bagi manusia, nama baik adalah warisan yang perlu dipelihara, perlu dikenang.
Jenazah boleh dimakamkan, tetapi nama baik tetap hidup turun-temurun.
Santa Ana telah mewarisi nama yang sangat baik untuk dikenang turun-temurun, nama Ana sendiri berarti “Rahmat” atau “Karunia”, karena dari rahimnyalah lahir Bunda Maria.
Sementara kisah kehidupan Santa Ana sendiri tidak ditulis atau dicatat di dalam Injil.
Hidup kita ini terbatas waktu, ada hembusan nafas terakhir.
Marilah kita meneladani Santa Ana, menjadi rahmat atau karunia bagi anak-cucu kita.
Bagi yang tidak beranak, tentu berpeluang lebih besar lagi untuk menjadi rahmat atau karunia bagi orang-orang di sekitarnya.
Restu orangtua yang paling berharga bilamana ia dapat menjadi rahmat atau karunia bagi anak-anaknya, sebagaimana Santa Ana menjadi rahmat bagi Bunda Maria.
Peringatan Orang Kudus
Santa dan Santo Santa Anna dan Santo Yoakim, Orangtua Santa Perawan Maria
Anna dan Yoakim adalah orangtua kandung Santa Perawan Maria, Bunda Yesus, Putera Allah. Keduanya dikenal sebagai keturunan raja Daud yang setia menjalankan kewajiban-kewajiban agamanya serta dengan ikhlas mengasihi dan mengabdi Allah dan sesamanya. Oleh karena itu keduanya layak di hadapan Allah untuk turut serta dalam karya keselamatan Allah.
Dalam buku-buku umat Kristen abad ke-2, nama ibu Anna sangat harum. Diceritakan bahwa sejak perkawinannya dengan Yoakim, Anna tak henti-hentinya mengharapkan karunia Tuhan berupa seorang anak. Namun cukup lama ia menantikan tibanya karunia Allah itu. Sangat boleh jadi bahwa Anna sesekali menganggap keadaan dirinya yang tak dapat menghasilkan keturunan itu sebagai hukuman bahkan kutukan Allah atas dirinya, sebagaimana anggapan umum masyarakat Yahudi pada waktu itu. Karena itu diceritakan bahwa ia tak henti-hentinya tanpa putus asa berdoa kepada Allah agar kiranya kenyataan pahit itu ditarik Allah dari padanya. Setiap tahun, Anna bersama Yoakim suaminya berziarah ke Bait Allah Yerusalem untuk berdoa. Ia berjanji, kalau Tuhan menganugerahkan anak kepadanya, maka anak itu akan dipersembahkan kembali kepada Tuhan
Syukurlah bahwa suatu hari malaekat Tuhan mengunjungi Anna yang sudah lanjut usia itu membawa warta gembira ini: “Tuhan berkenan mendengarkan doa ibu! Ibu akan melahirkan seorang anak perempuan, yang akan membawa suka cita besar bagi seluruh dunia!” Dengan kegembiraan dan kebahagiaan yang besar, Anna menceritakan warta malaekat Tuhan itu kepada Yoakim.
Setelah genap waktunya, lahirlah seorang anak wanita yang manis. Bayi itu diberi nama Maryam, yang kelak akan memperkandungkan Putera Allah, Yesus Kristus, Juru Selamat dunia. Bagi Anna, Maryam lebih merupakan buah rahmat Allah daripada buah koderat manusia. Kelahiran Maryam menyemarakkan bahkan menyucikan kehidupannya dan kehidupan keluarganya.
Kehidupan ibu Anna tidak diceritakan di dalam Injil-injil. Kisah tentang hidupnya diperoleh dari sebuah cerita apokrif. Cerita ini secara erat berkaitan dengan kisah Perjanjian Lama tentang Anna, ibu Samuel. Ibu Anna dihormati sebagai pelindung kaum ibu, khususnya yang sedang hamil dan sibuk mengurus keluarganya. Orang-orang Yunani mendirikan sebuah basilik khusus di Konstantinopel pada tahun 550 untuk menghormati ibu Anna. Di kalangan Gereja Barat, Paus Gregorius XIII (1572-1585) menggalakkan penghormatan kepada Ibu Anna di seluruh Gereja pada tahun 1584.
Nama Yoakim dan Anna sungguh sesuai dengan maksud pilihan Allah. Yoakim berarti “Persiapan bagi Tuhan”, sedangkan Anna berarti “Rahmat atau Karunia”.
Diambil dari:
http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi