Hari Biasa, Pekan Biasa I Selasa, 9 Januari 2018
Liturgia Verbi 2018-01-09 Selasa.
Liturgia Verbi (B-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa I
Selasa, 9 Januari 2018
“Tuhan mengabulkan doa Hana, dan ia melahirkan Samuel.”
Pembacaan dari Kitab Pertama Samuel:
Sekali peristiwa
setelah keluarga Elkana makan dan minum di rumah Allah di Silo,
berdirilah Hana, isteri Elkana,
sedang imam Eli duduk di kursi dekat tiang pintu bait suci Tuhan.
Dengan pedih hati Hana berdoa kepada Tuhan
sambil menangis tersedu-sedu.
Kemudian Hana bernazar, dan berseru:
“Tuhan semesta alam,
jika Engkau sungguh-sungguh memperhatikan sengsara hamba-Mu ini,
dan tidak melupakan hamba-Mu ini,
tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki,
maka aku akan memberikan dia kepada Tuhan
untuk seumur hidupnya.
Dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya.”
Hana terus-menerus berdoa di hadapan Tuhan,
dan Eli mengamat-amati mulutnya.
Oleh karena Hana berdoa dalam hati
dan hanya bibirnya saja bergerak-gerak,
sedangkan suaranya tidak kedengaran,
maka Eli menyangka Hana itu mabuk.
Eli lalu berkata kepadanya,
“Berapa lama lagi engkau berlaku sebagai orang mabuk?
Sadarkanlah dirimu dari mabukmu itu.”
Tetapi Hana menjawab, “Bukan, tuanku,
aku tidak minum anggur ataupun minuman yang memabukkan.
Aku ini seorang wanita yang sangat bersusah hati.
Aku sedang mencurahkan isi hatiku di hadapan Tuhan.
Janganlah anggap hambamu ini seorang wanita dursila,
karena besarnya cemas dan sakit hatiku,
aku berdoa demikian lama.”
Maka Elia berkata kepada Hana,
“Pergilah dengan selamat,
dan semoga Allah Israel memberikan kepadamu
apa yang engkau mohon dari pada-Nya.”
Maka berkatalah Hana,
“Semoga hambamu ini mendapat belas kasih dari padamu.”
Maka keluarlah Hana.
Ia mau makan, dan mukanya tidak muram lagi.
Keesokan harinya
Elkana dan seluruh keluarga bangun pagi-pagi.
Mereka sujud menyembah di hadapan Tuhan,
lalu pulang ke rumahnya di Rama.
Ketika Elkana bersetubuh dengan Hana, isterinya,
Tuhan ingat kepadanya.
Maka setahun kemudian mengandunglah Hana,
dan melahirkan seorang anak laki-laki.
Anak itu diberinya nama Samuel,
sebab katanya: “Aku telah memintanya dari Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
1Sam 2:1.4-5.6-7.8abcd,R:1a
Refren: Hatiku bersukaria karena Tuhan, penyelamatku.
*Hatiku bersukaria karena Tuhan,
aku bermegah-megah karena Allahku.
Mulutku mencemoohkan musuhku,
aku bersukacita karena pertolongan-Mu.
*Busur para pahlawan telah patah,
tetapi orang-orang lemah dipersenjatai kekuatan.
Orang yang dulu kenyang kini harus mencari nafkah,
tetapi yang dulu lapar kini boleh beristirahat.
Orang yang mandul melahirkan tujuh anak,
tetapi orang yang banyak anaknya menjadi layu.
*Tuhan berkuasa mematikan dan menghidupkan,
Ia berkuasa menurunkan ke alam maut
dan mengangkat dari sana.
Tuhan membuat miskin dan membuat kaya,
Ia merendahkan, dan meninggikan juga.
*Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu,
dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur,
untuk mendudukkan dia di antara para bangsawan,
dan memberi dia kursi kehormatan.
Bait Pengantar Injil
1Tes 2:13
Sambutlah sabda Tuhan, bukan sebagai perkataan manusia,
melainkan sebagaimana sebenarnya, sebagai sabda Allah.
Bacaan Injil
Mrk 1:21b-28
“Yesus mengajar sebagai orang yang berkuasa.”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:
Pada suatu malam Sabat
Yesus masuk ke dalam rumah ibadat di kota Kapernaum
dan mengajar di sana.
Orang-orang takjub mendengar pengajaran-Nya,
sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa,
tidak seperti ahli-ahli Taurat.
Dalam rumah ibadat itu
ada seorang yang kerasukan roh jahat.
Orang itu berteriak,
“Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret?
Engkau datang hendak membinasakan kami?
Aku tahu siapa Engkau: yakni Yang Kudus dari Allah.”
Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya,
“Diam, keluarlah dari padanya!”
Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu,
dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya.
Mereka semua takjub,
sehingga mereka memperbincangkannya, katanya,
“Apa ini? Suatu ajaran baru?
Guru ini berkata-kata dengan kuasa.
Roh-roh jahat pun Ia perintah, dan mereka taat kepada-Nya.”
Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Yesus
ke segala penjuru di seluruh daerah Galilea.
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan Injil
Bacaan Pertama dari Kitab Samuel membawa kita untuk merenungkan merenungkan perihal Hana, isteri Elkana, yang tidak dikaruniai anak lalu berdoa dengan penuh harap kepada Tuhan, dan akhirnya doanya dikabulkan.
Sekali pun dirundung kesusahan, seolah-olah Tuhan berlaku tidak adil terhadapnya, Hana tidak membenarkan dirinya untuk berbuat tidak benar.
Ia memilih untuk terus-menerus bertekun dalam doa, sampai-sampai imam Eli menyangkanya sedang mabuk.
Namun setelah Eli memahami apa yang terjadi pada Hana, ia pun berkata,”Pergilah dengan selamat, dan semoga Allah Israel memberikan kepadamu apa yang engkau mohon dari pada-Nya.”
Lihatlah bagaimana Hana keluar dari dalam Bait Allah.
Ia mau makan, dan mukanya tidak muram lagi.
Doanya belum dikabulkan, dan bisa jadi tidak dikabulkan, lalu bagaimana Hana bisa bersikap seolah-olah doanya telah dikabulkan?
Ia percaya bahwa Tuhan mendengarkan doa permohonannya, dan ia juga percaya bahwa Tuhan akan mengabulkannya sekali pun permohonannya adalah sesuatu yang boleh dibilang “hampir tak masuk akal” itu.
Ia tidak berpura-pura lahap ketika makan, atau mencerah-cerahkan wajahnya supaya terlihat orang ia sedang bersukacita.
Imannyalah yang telah membangkitkan pengharapannya, dan ia percaya.
Yesus membenarkan apa yang ditempuh oleh Hana ini, “Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” [Mrk 11:24]
Itulah yang terjadi pada Hana.
Se keluar dari Bait Allah, Hana percaya doanya telah dikabulkan padahal masih baru akan, ia belum menerimanya tetapi percaya bahwa ia telah menerimanya.
Saya mencoba meniru iman Hana.
Ketika saya menagih upah dari perusahaan yang menggunakan jasa saya, lalu mereka pun menjanjikan akan mentransfer dalam beberapa hari ke depan.
Saya mempercayai jawaban itu, percaya saya telah menerima bayaran.
Seminggu berlalu, saya masih belum menerimanya, bagaimana ini?
Iya, manusia bisa ingkar janji, saya pun berulang kali ingkar janji.
Tetapi Tuhan, tak sekali pun terjadi Tuhan akan ingkar janji.
Inilah yang seharusnya saya percayai.
Peringatan Orang Kudus
Santo Andreas Korsini, Uskup dan Pengaku Iman
Andreas Korsini lahir pada tanggal 30 November 1302 di Florence, Italia, dari sebuah keluarga yang kaya raya. Ia ditahbiskan menjadi imam dalam Ordo Karmelit pada tahun 1328. Kemudian ia melanjutkan studinya di Paris dan Avignon, Prancis. Pada tahun 1332, ia diangkat menjadi pemimpin sebuah biara Karmelit di Florence dan pada tahun 1349 ia ditahbiskan menjadi Uskup Fiesole.
Pada masa mudanya ia suka hidup berfoya-foya dan melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji, bahkan bersifat aib. Ibunya merasa resah karena tingkah lakunya itu. Karena itu, sang ibu terus menerus mendoakan dia sambil mengharapkan pertobatannya.
Suatu ketika ia dinasihati ibunya agar berbalik dari jalan hidupnya yang sesat itu. Banyak hal dikatakan kepadanya, antara lain bahwa kelahirannya sangat didambakan dan bahwa ketika ia lahir, ia langsung di persembahkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria.
Mendengar nasihat dan cerita ibunya, ia hanyut dalam rasa penyesalan yang mendalam. Hatinya yang keras membatu itu berhasil juga ditembusi oleh kekuatan rahmat illahi. Ia segera berlari menuju patung Bunda Maria dan berdoa dengan kusuk di depan patung itu.
Sejak itu, ia bertobat dan meninggalkan dunia keaiban dan dosa yang sudah lama membelenggunya. Saat berahmat ini menjadi suatu titik balik bagi kehidupannya. Ia memutuskan untuk masuk biara santa Perawan Maria dari Gunung Karmel (Ordo Karmelit).
Andreas terkenal karena kasih sayang dan perhatiannya kepada para miskin dan orang-orang berdosa. Ia berusaha sekuat tenaga untuk membawa kembali para pendosa ke jalan Tuhan. Atas bantuan rahmat Allah, Andreas berhasil dalam usahanya ini. Umatnya sangat mencintai dia karena semangatnya dan sifat kebapakannya yang penuh kasih sayang kepada mereka. Paus Urbanus V (1363 – 1370) mengirim Andreas ke Bologna, Italia untuk mendamaikan pemerintah dan rakyat yang bertikai. Ia meninggal dunia pada tanggal 6 Januari 1373. Pada tahun 1629, Andreas ditetapkan sebagai Orang Kudus oleh Sri Paus Urbanus VIII (1623-1644).
Santa Marsiana, Martir
Meskipun Marsiana seorang wanita, namun ia terkenal sebagai seorang pahlawan iman yang gigih mempertahankan kebenaran ajaran iman Gereja. Ia lahir di Rusuccur, sebuah desa di kepulauan Mauritania. Sejak masa mudanya ia sudah mempunyai perhatian besar pada hal-hal kerohanian sebagaimana dituntut oleh imannya. Dengan demikian kemuliaan dan kekayaan duniawi dianggapnya kurang bernilai.
Pada masa pemerintahan Kaisar Diokletianus, ia dengan berani melancarkan perlawanan terhadap para penyembah berhala. Akibatnya ia ditangkap dan disiksa secara kejam. Para gladiator mencoba menodai kemurniannya, namun tidak berhasil. Tuhan kiranya melindunginya dan menjadikan dia sarana yang ampuh untuk mempertobatkan salah seorang dari antara para gladiator itu. Ia dibawa ke Kaisarea dan dimasukkan ke dalam gelanggang binatang buas untuk diadu dengan banteng dan singa buas. Di gelanggang itu ia menemui ajalnya sebagai seorang martir Kristus yang gagah berani setelah tubuhnya dicabik-cabik oleh binatang-binatang buas itu. Ia dihormati sebagai pelindung kota Tortosa, Spanyol.
Diambil dari:
http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi