Hari Biasa, Pekan Biasa XXVI Kamis, 5 Oktober 2017
Liturgia Verbi (A-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXVI
Kamis, 5 Oktober 2017
Bacaan Pertama
Neh 8:1-5a.6-7.8b-13
“Ezra membuka Kitab dan memuji Tuhan.
Maka seluruh umat menjawab, “Amin! Amin!””
Pembacaan dari Kitab Nehemia:
Sesudah kembali dari pembuangan,
orang-orang Israel telah menetap kembali
di kota-kota mereka.
Lalu pada bulan ketujuh berkumpullah seluruh rakyat
di lapangan di muka gerbang Air di Yerusalem.
Mereka meminta kepada Ezra, ahli kitab,
supaya membawa kitab Taurat Musa,
yakni kitab hukum yang diberikan Tuhan kepada Israel.
Dan pada hari pertama bulan ketujuh itu
Imam Ezra membawa kitab Taurat itu ke depan jemaah,
pria, wanita dan semua yang dapat mendengar dan mengerti.
Ia membacakan beberapa bagian dari pada kitab itu
di halaman di depan gerbang Air
dari pagi sampai tengah hari
di depan pria, wanita dan semua orang yang dapat mengerti.
Dengan penuh perhatian
seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu.
Adapun Ezra, ahli kitab, berdiri di atas mimbar kayu
yang dibuat khusus untuk peristiwa itu.
Ia membuka kitab itu di depan mata seluruh umat,
karena ia berdiri lebih tinggi dari semua orang.
Pada waktu ia membuka kitab semua orang bangkit berdiri.
Lalu Ezra memuji Tuhan, Allah yang mahaagung,
dan semua orang menjawab, “Amin! Amin,”
sambil mengangkat tangan.
Kemudian mereka berlutut,
dan sujud menyembah Tuhan dengan muka sampai ke tanah.
Para Lewi menjelaskan hukum itu kepada jemaat,
sementara rakyat berdiri di tempatnya.
Bagian-bagian kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas,
dengan diberi keterangan-keterangan,
sehingga pembacaan dimengerti.
Lalu Nehemia, kepala daerah, dan imam Ezra, ahli kitab,
serta orang-orang Lewi yang mengajar jemaat,
berkata kepada seluruh hadirin,
‘Hari ini adalah kudus bagi Tuhan Allahmu.
Kalian jangan berdukacita dan menangis!”
Karena semua orang itu menangis,
ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat.
Lalu berkatalah Nehemia kepada mereka,
“Pergilah, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis;
dan berikanlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa!
Sebab hari ini kudus bagi Tuhan kita.
Janganlah bersusah hati, tetapi bersukacitalah karena Tuhan,
sebab sukacita karena Tuhanlah perlindunganmu.”
Juga orang-orang Lewi menyuruh semua orang itu diam
dengan kata-kata,
“Tenanglah! Hari ini hari kudus. Jangan bersusah hati!”
Maka pergilah semua orang untuk makan dan minum,
untuk membagi-bagi makanan dan berpesta ria,
karena mereka mengerti segala sabda
yang diberitahukan kepada mereka.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 19:8-11,R:9a
Refren: Titah Tuhan tepat, menyenangkan hati.
*Taurat Tuhan itu sempurna,
menyegarkan jiwa;
peraturan Tuhan itu teguh,
memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
*Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati;
perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
*Takut akan Tuhan itu suci,
tetap untuk selamanya;
hukum-hukum Tuhan itu benar,
adil selalu.
*Lebih indah daripada emas,
bahkan daripada emas tua;
dan lebih manis daripada madu,
bahkan daripada madu-tetesan dari sarang lebah.
Bait Pengantar Injil
Mrk 1:15
Kerajaan Allah sudah dekat.
Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.
Bacaan Injil
Luk 10:1-12
“Semoga damaimu menyertai dia.”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Pada waktu itu,
Tuhan menunjuk tujuh puluh murid.
Ia mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya
ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.
Berkatalah Ia kepada mereka,
“Tuaian banyak, tetapi pekerjanya sedikit!
Sebab itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian,
supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja ke tuaian itu.
Pergilah! Camkanlah, Aku mengutus kalian seperti anak domba
ke tengah-tengah serigala.
Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut,
dan janganlah memberi salam kepada siapa pun
selama dalam perjalanan.
Kalau memasuki suatu rumah,
katakanlah lebih dahulu, ‘Damai sejahtera bagi rumah ini.’
Dan jika di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera,
maka salammu itu akan tinggal padanya.
Tetapi jika tidak, maka salammu kembali kepadamu.
Tinggallah dalam rumah itu,
makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu,
sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.
Janganlah berpindah-pindah rumah.
Jika kalian masuk ke dalam sebuah kota dan diterima di situ,
makanlah apa yang dihidangkan kepadamu,
dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ.
Dan katakanlah kepada mereka, ‘Kerajaan Allah sudah dekat padamu.’
Tetapi jika kalian masuk ke dalam sebuah kota
dan tidak diterima di situ,
pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah,
‘Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami,
kami kebaskan di depanmu.
Tetapi ketahuilah ini: ‘Kerajaan Allah sudah dekat.’
Aku berkata kepadamu,
pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya
dari pada kota itu.”
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan Injil
Menuruti Bacaan Injil hari ini, saya menyampaikan “Damai sejahtera bagi yang membaca Liturgia Verbi hari ini.”
Jika Anda mau dan layak menerima, salam saya ini akan menyertai Anda sepanjang hari.
Begitulah pesan Yesus yang disampaikan sebagai bekal dalam tugas perutusan mewartakan Kerajaan Surga.
Seringkali saya mendengar orang mengatakan “Damai sejahtera bagi kita semua.”
Yang menyampaikan salam seperti ini ingin turut menerima salam itu, sehingga menjadi tidak jelas siapa sesungguhnya yang memberikan salam itu.
Mesti jelas siapa yang memberi dan siapa yang menerima.
Apa iya kita hanya mau menerima tanpa mau memberi?
Damai itu artinya tidak ada percekcokan, suasana kondusif yang menyegarkan jiwa.
Damai adalah makanan rohani yang lezat, yang sekarang ini menjadi mahal harganya sehingga tidak setiap orang bisa memperolehnya, padahal kita menerimanya dari Yesus secara cuma-cuma.
Sejahtera itu maksudnya berkecukupan, bukan berkekurangan atau berlebihan.
Makanan yang lezat itu akan terasa lezatnya jika dikonsumsi dengan porsi yang pas, tidak berkekurangan maupun berlebihan sehingga kita tidak lagi merasa lapar atau merasa kekenyangan.
Porsi yang pas itu berbeda-beda bagi setiap orang, masing-masing dengan takarannya sendiri-sendiri.
Semakin sering kita memberikan damai sejahtera maka semakin banyak orang yang menerimanya.
Damai sejahtera itu dapat digandakan sebanyak-banyaknya seperti perangkat lunak komputer, bisa digandakan berulang-ulang tanpa khawatir akan kehabisan.
Tidak ada damai sejahtera yang sia-sia.
Jika orang menolak menerimanya, damai sejahtera itu akan kembali kepada kita.
Jika demikian halnya, mengapa kita menjadi pelit, enggan memberikannya kepada orang-orang?
Peringatan Orang Kudus
Santa Anna Maria Gallo, Pengaku Iman
Anna Maria Gallo lahir pada tahun 1715. Semasa remajanya ia banyak mengalami penderitaan batin karena dipaksa kawin oleh orangtuanya dengan pemuda pilihan mereka. Anna menolak kemauan orangtuanya. Ia baik sekali kepada orang-orang miskin dan sakit. Ia mengalami stigmata, yaitu 5 luka suci seperti yang dialami oleh Yesus di kayu salib. Ia meninggal dunia pada tahun 1791.
Diambil dari:
http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi