Rabu, 09 September 2015
Rabu Pekan Biasa XXIII
09 September 2015
______________________________________________________
Bacaan Pertama
Kol 3:1-11
“Kalian telah mati bersama Kristus.
Maka matikanlah dalam dirimu segala yang duniawi.”
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose:
Saudara-saudara,
kalian telah dibangkitkan bersama Kristus.
Maka carilah perkara yang di atas,
di mana Kristus ada, duduk di sisi kanan Allah.
Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
Sebab kalian telah mati,
dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.
Kristuslah hidup kita.
Apabila Dia menyatakan diri kelak,
kalian pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia
dalam kemuliaan.
Karena itu matikanlah dalam dirimu segala yang duniawi,
yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu,
nafsu jahat dan juga keserakahan,
yang sama dengan penyembahan berhala.
Semuanya itu mendatangkan murka Allah.
Dahulu kalian juga melakukan hal-hal itu
ketika kalian hidup di dalamnya.
Tetapi sekarang buanglah semuanya ini,
yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah
dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.
Janganlah kalian saling menipu lagi,
karena kalian telah menanggalkan manusia lama beserta kelakuannya,
dan telah mengenakan manusia baru
yang terus-menerus diperbaharui
untuk memperoleh pengetahuan yang benar
menurut gambar Penciptanya.
Dalam keadaan yang baru itu
tiada lagi orang Yunani atau Yahudi,
yang bersunat atau tak bersunat,
orang Barbar atau orang Skit,
budak atau orang merdeka;
yang ada hanyalah Kristus di dalam semua orang.
Demikianlah sabda Tuhan.
______________________________________________________
Mazmur Tanggapan
Mzm 145:2-3.10-13b,R:9a
Refren: Tuhan itu baik kepada semua orang.
*Setiap hari aku hendak memuji Engkau,
dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya.
Besarlah Tuhan dan sangat terpuji;
kebesaran-Nya tidak terselami.
*Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan,
dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.
Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu,
dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
*Untuk memberitahukan keperkasaan-Mu
kepada anak-anak manusia,
dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia.
Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi,
pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.
______________________________________________________
Bait Pengantar Injil
Luk 6:23ab
Bersukacitalah dan bergembiralah,
karena besarlah upahmu di surga.
______________________________________________________
Bacaan Injil
Luk 6:20-26
“Berbahagialah orang yang miskin,
celakalah orang yang kaya.”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Pada waktu itu,
Yesus memandang murid-murid-Nya, lalu berkata,
“Berbahagialah, hai kalian yang miskin,
karena kalianlah yang empunya Kerajaan Allah.
Berbahagialah, hai kalian yang kini kelaparan,
karena kalian akan dipuaskan.
Berbahagialah, hai kalian yang kini menangis,
karena kalian akan tertawa.
Berbahagialah, bila demi Anak Manusia kalian dibenci,
dikucilkan, dan dicela serta ditolak.
Bersukacitalah dan bergembiralah pada waktu itu
karena secara itu pula
nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi.
Tetapi celakalah kalian, orang kaya,
karena dalam kekayaanmu kalian telah memperoleh hiburan.
Celakalah kalian, yang kini kenyang,
karena kalian akan lapar.
Celakalah kalian, yang kini tertawa,
karena kalian akan berdukacita dan menangis.
Celakalah kalian, jika semua orang memuji kalian;
karena secara itu pula
nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.”
Demikianlah sabda Tuhan.
______________________________________________________
Renungan Injil
Ucapan bahagia yang disampaikan Yesus ini nampaknya ditujukan kepada para murid dan para pengikut-Nya.
Mereka banyak mengalami kesusahan, entah itu kekurangan makan atau kebutuhan hidup lainnya, entah karena perlakuan orang yang menolak, mengucilkan atau membenci mereka.
Tetapi semua kesusahan yang dihadapi itu tidaklah sia-sia.
Ada waktunya mereka akan menerima yang sebaliknya, yaitu kebahagiaan.
Mereka mengalami kesusahan itu sebagai akibat mengikuti Yesus.
Mereka meninggalkan segala miliknya untuk mengikuti Yesus.
Memang syarat mengikuti Yesus adalah menyangkal diri dan memikul salib.
Menurut saya ini bukan hal yang aneh.
Jika ingin mencapai sukses, maka orang mesti bekerja keras.
Jika ingin punya, maka orang harus hemat dan menabung.
Jika ingin sembuh, orang mesti pantang menyantap makanan yang lezat-lezat.
Begitu seterusnya.
Nampaknya mirip dengan pepatah, “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian; Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.”
Berbicara soal hasil akhir, kita tidak menggantungkan kepada sesuatu yang belum pasti.
Orang yang rajin menabung belum tentu akan sukses pada akhirnya.
Bisa saja terjadi bencana yang melenyapkan semua yang ditabungnya bertahun-tahun.
Bisa saja terjadi orang yang mengatur makanan secara sehat, akhirnya menderita sakit juga.
Tetapi soal kebahagiaan yang disampaikan oleh Yesus ini, bersifat pasti, karena Yesus sendiri yang menyampaikannya.
Jika kita percaya kepada-Nya, mestinya kita juga meyakini bahwa itulah yang akan kita terima sebagai hasil akhir.
______________________________________________________
Peringatan Orang Kudus
Santo Petrus Klaver, Pengaku Iman
Imam Yesuit dari Spanyol ini lahir di Verdu, Katalonia pada tahun 1581. Selama 40 tahun ia berkarya sebagai misionaris di antara para budak belian Negro di Kartagena, Kolumbia. Semasa mudanya, ia belajar di Universitas Barcelona. Di sini ia berkenalan dengan imam-imam Serikat Yesus dan mulai tertarik dengan cara hidup mereka. Setelah menyelesaikan studinya di Barcelona, ia masuk novisiat Serikat Yesus di Tarragona pada tahun 1601. Dari sana ia dikirim pembesarnya ke kolese Montesione di Palma Mayorca. Di kolese ini ia bertemu dan bersahabat baik dengan bruder Alphonsus Rodriquez, penjaga pintu kolese. Bruder inilah yang membimbing dia tentang cara hidup penyangkalan dan penyerahan diri semata-mata kepada Tuhan. Alphonsus jugalah yang mendorong dan menyemangati dia untuk menjadi rasul bagi para budak Negro di Amerika Selatan.
Pada tahun 1610 selagi masih belajar di Seminari, atas permintaannya sendiri Petrus Klaver dikirim ke Kartagena, Kolumbia, pantai utara Amerika Selatan. Kartagena adalah kota pelabuhan yang sangat ramai dan merupakan pintu gerbang masuknya para budak Negro yang didatangkan dari Afrika. Di kota inilah Petrus mengabdikan seluruh hidupnya demi keselamatan para budak Negro yang malang itu.
Di kota Kartagena, Petrus ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1616, disusul kemudian dengan pengikraran kaul kekalnya. Ketika mengucapkan kaul kekalnya, ia menambahkan sebagai kaul keempat suatu janji untuk bekerja semata-mata bagi orang-orang Negro yang dipekerjakan di tambang-tambang emas Kartagena. Dia minta dengan sangat agar tidak dipindahkan ke tempat lain. Sejak itu Petrus menjadi “budak para budak” demi keselamatan mereka. Petrus mengabdikan dirinya baik di bidang perawatan kesehatan jasmani maupun jiwanya. Ia mewartakan Injil dan mengajar mereka tentang kasih Kristus. Dalam 40 tahun karyanya, ia berhasil mempermandikan 300.000 orang, tidak hanya orang-orang Negro tetapi juga para pelaut, pedagang dan pemimpin-pemimpin kota itu.
Bagi orang-orang yang sakit dan miskin, ia menyediakan obat-obatan, makanan dan pakaian. Banyak mujizat dilakukannya terutama untuk menyembuhkan orang-orang sakit. Mantelnya yang dikenakan pada si sakit selalu menyemburkan bau harum semerbak dan dapat menyembuhkan mereka.
Tuhan menyertai dan memberkati Petrus dan karyanya. Kesuciannya lambat laun diketahui seluruh penduduk kota. Para pemimpin masyarakat yang semula tidak senang padanya karena usahanya membela para budak itu, mulai tertarik dan mengaguminya. Petrus kemudian jatuh sakit keras selama 4 tahun dan akhirnya meninggal dunia pada tanggal 8 September 1654, tepat dengan pesta kelahiran Santa Perawan Maria. Para pemimpin kota memerintahkan agar Petrus Klaver dimakamkan secara meriah atas biaya mereka.
Oleh Paus Leo XIII, Petrus Klaver dinyatakan sebagai kudus pada tahun 1888, dan diangkat sebagai pelindung karya misi di tengah bangsa Negro.
Diambil dari:
Liturgia Verbi, www.live.sandykusuma.info