Hari Biasa, Pekan Biasa XXVI Sabtu, 3 Oktober 2020
Liturgia Verbi (A-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXVI
Sabtu, 3 Oktober 2020
Hari Sabtu Imam.
Marilah berdoa bagi para imam, agar Bapa Di Surga memberkati segala pelayanan mereka, serta dikuatkan dalam menghadapi godaan, cobaan dan marabahaya.
Bacaan Pertama
Ayb 42:1-3.5-6.12-17
“Sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
Maka aku mencabut perkataanku.”
Pembacaan dari Kitab Ayub:
Ayub berkata kepada Tuhan,
“Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu,
dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.
Sabda-Mu:
Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan?
Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah berceritera
tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui.
Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau,
tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku
dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.”
Maka Tuhan memberkati Ayub dalam kelanjutan hidupnya
lebih daripada dalam hidup yang dahulu.
Ayub mendapat empat belas ribu ekor kambing domba,
dan enam ribu unta, seribu pasang lembu,
dan seribu ekor keledai betina.
Ia juga mendapat tujuh orang anak laki-laki
dan tiga orang anak perempuan.
Anak perempuan yang pertama diberinya nama Yemima,
yang kedua Kezia dan yang ketiga Kerenhapukh.
Di seluruh negeri
tidak terdapat wanita yang secantik anak-anak Ayub.
Ayub mewariskan kepada mereka bagian milik pusaka
seperti kepada anak-anaknya laki-laki.
Sesudah itu Ayub masih hidup seratus empat puluh tahun lamanya.
ia melihat anak-anaknya dan cucu-cucunya
sampai keturunan yang keempat.
Maka Ayub meninggal dunia pada usia yang tua dan lanjut.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 119:66.71.75.91.125.130,R:135a
Refren: Sinarilah hamba-Mu, ya Tuhan, dengan wajah-Mu.
*Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik,
sebab aku percaya pada perintah-perintah-Mu.
*Memang baik bahwa aku tertindas,
supaya aku belajar memahami ketetapan-ketetapan-Mu.
*Aku tahu, ya Tuhan, bahwa hukum-hukum-Mu adil;
dan memang tepat bahwa Engkau telah menyiksa aku.
*Menurut hukum-hukum-Mu sekarang semuanya itu ada,
sebab segala sesuatu melayani Engkau.
*Hamba-Mulah aku ini, buatlah aku mengerti,
supaya aku paham akan peringatan-peringatan-Mu.
*Bila tersingkap, firman-Mu memberi terang,
memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
Bait Pengantar Injil
Mat 11:25
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi,
sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
Bacaan Injil
Luk 10:17-24
“Bersukacitalah karena nama-Mu terdaftar di surga.”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Pada waktu itu
ketujuh puluh dua murid Yesus kembali dari perutusannya dengan gembira
dan berkata,
“Tuhan, setan-setan pun takluk kepada kami demi nama-Mu.”
Lalu kata Yesus kepada mereka,
“Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.
Sesungguhnya Aku telah memberikan kalian
kuasa untuk menginjak-injak ular dan kalajengking
dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh,
sehingga tiada yang dapat membahayakan kalian.
Namun demikian janganlah bersukacita
karena roh-roh itu takluk kepadamu,
tetapi bersukacitalah karena namamu terdaftar di surga.”
Pada waktu itu juga
bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata,
“Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi,
karena semuanya itu Kausembunyikan bagi orang bijak dan pandai,
tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil.
Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu.
Segala sesuatu telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku
dan tiada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa,
dan siapakah Bapa selain Anak
dan orang yang kepadanya Anak berkenan menyatakannya.”
Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada para murid dan berkata,
“Berbahagialah mata yang melihat apa yang kalian lihat.
Karena Aku berkata kepada kamu:
Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kalian lihat,
tetapi tidak melihatnya
dan ingin mendengar apa yang kalian dengar,
tetapi tidak mendengarnya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan Injil
Menyambut Kerajaan Allah tentulah dengan harapan kita diterima menjadi warga dari kerajaan itu, memperoleh perlindungan dari berbagai ancaman, menerima kuasa untuk mengalahkan iblis, dan juga pemeliharaan jasmani terhadap berbagai macam penyakit, agar kita boleh menjalani hidup dalam damai sejahtera Kristus.
Itu semua adalah urusan duniawi.
Pada Bacaan Injil hari ini, Yesus menyampaikan bahwa kita akan menerima yang jauh lebih berharga dari urusan duniawi itu, yakni sukacita karena nama kita terdaftar di surga, artinya Surga adalah rumah kita, Surga adalah kampung halaman kita, dan ke sanalah kita akan pulang.
Kesempatan untuk terdaftar di Surga sesungguhnya tidaklah sulit.
Tidak ada diskriminasi, laki-laki atau perempuan, dewasa atau anak-anak, kulit berwarna apa pun, dan bahkan orang yang banyak berbuat dosa pun boleh mendaftar.
Jika demikian, lalu mengapa banyak orang yang gagal masuk ke dalam kerajaan itu?
Ya, orang yang merasa telah mendapatkan surganya di dunia ini memang sulit untuk masuk.
Ia ingin menjadikan dirinya raja dan memiliki kerajaan sendiri, malah yang dilakukan menghalang-halangi orang lain untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga, maunya agar orang-orang menjadi warga dari kerajaannya sendiri.
Perkara-perkara duniawi adalah penghalang.
Itulah yang disampaikan oleh Yesus pada Injil Matius 19, “Sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”
Saya tidak mempercayai kalau Yesus melarang orang menjadi kaya.
Maksud Yesus jelas, kekayaan bisa membuat kita tidak lagi menginginkan Surga, merasa surga di dunia ini lebih nyata, apa pun dapat dibeli asal punya uang, dan seringkali cenderung berbuat tidak baik kepada orang lain.
Itulah yang membuatnya sulit untuk masuk ke dalah hidup (Kerajaan Surga).
Kaya atau miskin bukanlah penghalang untuk masuk, tetapi persyaratan untuk masuk itulah yang mesti dipenuhi agar kita terdaftar di situ.
Salah satu persyaratannya adalah, “Jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.”
Peringatan Orang Kudus
Santo Fransiskus Borgia, Pengaku Iman
Fransiskus lahir di Spanyol pada tanggal 28 Oktober 1510, Putera bangsawan tinggi Italia ini masih mempunyai hubungan darah dengan keluarga Kerajaan Spanyol. Ayah neneknya adalah Paus Alexander VI (1492-1503), yang sebelum dipilih menjadi Paus sudah mempunyai beberapa anak. Ia adalah putera sulung dari pasangan Juan Borgia, pangeran dari Gandia dan Yohanna dari Aragon. Setelah dididik di dalam istana Kaisar Karel V, ia dinobatkan menjadi Raja Muda Katalonia. Sebagai penguasa yang beragama Kristen, ia tampil bijaksana dan saleh. Ia menunjukkan teladan hidup yang baik kepada rakyatnya sesuai keutamaan Kristiani. Ia bersikap tegas terhadap semua bangsawan yang korup. Oleh karena itu banyak orang tidak menyukai dia.
Ketika Ratu Isabela meninggal dunia, jenazahnya harus dibawa ke Granada. Raja Muda Fransiskus Borgia ditugaskan untuk mengawal jenazah itu. Sebelum dimasukkan ke liang lahat peti jenazah harus dibuka untuk membuktikan bahwa jenazah ratulah yang akan dimakamkan. Ketika peti jenazah dibuka, Fransiskus hampir pingsan oleh bau busuk yang sangat menusuk hidung. Ia menyaksikan kehancuran mayat ratu yang dulu begitu cantik, bahkan dipujanya. Sejak itu ia berjanji untuk tidak lagi mengabdi seorang raja duniawi, yang dapat mati dan hancur tubuhnya. Ia bertekad menyerahkan dirinya kepada Tuhan sambil berjanji akan merobah cara hidupnya sesuai dengan kehendak Tuhan.
Tatkala isterinya meninggal dunia pada tahun 1546, ia memutuskan masuk Serikat Yesus. Segala hartanya diwariskan kepada anaknya yang sulung. Di dalam Serikat Yesus, Fransiskus ditahbiskan menjadi imam pada usia 41 tahun. Cara hidupnya sederhana dan lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang dianggap hina oleh banyak orang. Imam Fransiskus dikenal saleh. Kotbah-kotbahnya sangat menyentuh hati umat sehingga dapat membawa kembali banyak orang kepada pertobatan.
Keberhasilannya menarik hati Ignasius Loyola, pendiri Serikat Yesus. Oleh karena itu ia ditunjuk menjadi pembesar Yesuit di Spanyol. Empat tahun kemudian ia menggantikan Ignasius Loyola sebagai pemimpin tertinggi Serikat Yesus. Ia sangat berjasa pada Universitas Gregoriana. Cita-citanya sebagai pemimpin Serikat Yesus ialah menjiwai ordonya dengan semangat hidup Ignasius serta memperluas wilayah apostolatnya ke seluruh dunia. Banyak imam Yesuit dikirimnya ke luar negeri seperti ke Polandia, Mexico, Peru dan Brasilia. Jumlah kolese diperbanyak untuk mendidik kader-kader yang dapat melanjutkan karya Gereja. Ketika berusia 61 tahun, ia mendapat tugas dari Paus Pius V (1566-1572) untuk mempersatukan para raja Kristen guna menghadapi ancaman bangsa Turki yang Islam atas wilayah-wilayah Kristen. Fransiskus Borgia akhirnya wafat karena sakit pada tanggal 30 September 1572. Jenazahnya dimakamkan di Madrid, Spanyol. Pada tahun 1931 makam itu dirusak dan dibakar oleh kaum atheis.
Santo Ewaldus Bersaudara, Martir
Kedua bersaudara ini dikenal sebagai bangsawan Inggris. Mereka mempunyai ciri khas masing-masing. Ewaldus pertama berambut hitam, emosional tetapi ahli Kitab Suci; sedangkan Ewaldus kedua berambut pirang, berperangai tenang dan pragmatis.
Mereka masuk Ordo Benediktin dan ditahbiskan menjadi imam. Bersama Santo Willibrodus, keduanya berkarya sebagai misionaris. Mula-mula mereka berkarya di Antwerpen, Belgia. Dari sana mereka melancarkan pewartaan Injil kepada suku-suku bangsa yang masih kafir di wilayah-wilayah sekitar. Semangat mereka untuk mempertobatkan bangsa-bangsa kafir mendesak keduanya mewartakan Injil diantara orang-orang Sakson yang masih kafir tulen. Di tepi sungai Lippe, mereka diterima baik oleh kepala suku itu dengan penuh tanda tanya.
Kedatangan mereka diketahui oleh seluruh penduduk dengan penuh kecemasan dan kecurigaan. Mereka dicurigai sebagai orang-orang jahat yang membahayakan kemerdekaan bangsa Sakson. Oleh karena itu, keduanya diserang dan dipukuli dengan pentung. Ewaldus kedua yang tenang itu menemui ajalnya ketika itu juga; sedangkan Ewaldus pertama yang emosional itu tidak mau menyerah begitu saja. Ia masih berbicara untuk menerangkan maksud utama kedatangan mereka. Namun usahanya ini sia-sia. Ia bahkan disiksa lebih ngeri lagi hingga mati. Peristiwa ini terjadi pada tahun 692.
Gereja menghormati kedua bersaudara ini sebagai misionaris martir yang mati terbunuh dalam karya pewartaannya di kalangan orang-orang kafir.
Diambil dari:
http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/