Refleksi Sinai
Refleksi Sinai
“ Naiklah menghadap Aku, ke atas gunung dan tinggallah di sana,
maka Aku akan memberikan kepadamu loh batu,
yakni hukum dan perintah yang telah kutuliskan untuk diajarkan
kepada mereka “ ( Kel 24 : 12)
Pengalaman mendaki Gunung Sinai membawa perasaan haru dan membuat bulu kuduk merinding. Betapa tidak, dalam perjalanan yang terjal bebatuan, aku membayangkan di tempat inilah Allah bertemu dengan Musa. Pengalaman inilah yang membuatku damai : kesunyian, keheningan, terasa sekali di tempat ini. Yang paling berkesan adalah, perasaan sukacita, boleh mengalami pengalaman sebagai “ Musa “ kecil untuk merasakan kehadiran Tuhan.
Selama di puncak gunung aku tidak menanyakan dan membekali dengan segala pengetahuan teologis, namun hanya diam dan merasakan sukacita dan kebahagian ini. Betapa batinku dikuatkan dan mendapatkan kekuatan baru. Dan aku bergumam “ Inilah loh batu yang Tuhan berikan untukku di puncak Sinai ini : “ SUKACITA BATIN “, karena tinggal di gunung suci ini.
“ Loh Sukacita ” inilah yang Tuhan berikan untuk ddiriku, agar akupun, dalam pelayananku semakin memberikan berkat dan sukacita kepada sesamaku. Karena kebahagian sejati tidak terletak hanya pada saat aku bersukacita, namun justru kalau sukacita ini juga dirasakan oleh mereka yang kulayani dan berada di sekitarku.
Terima kasih Tuhan.
Puncak Sinai, 24 Oktober 2010
P. Hartono, MSF