Hari Biasa Pekan Prapaskah V Rabu, 1 April 2020
Liturgia Verbi (A-II)
Hari Biasa Pekan Prapaskah V
Rabu, 1 April 2020
Ujud Umum/Universal – Menolong mereka yang kecanduan.
Semoga saudara-saudara kita yang menderita karena kecanduan, dalam bentuk apa pun, bisa mendapatkan pertolongan dan pendampingan.
Ujud Gereja Indonesia – Membentuk budaya membaca.
Semoga Gereja berkenan mencari sarana-sarana konkret untuk melatih keluarga-keluarga Katolik dalam menghidupi dan meningkatkan budaya literiasi baca.
Bacaan Pertama
Dan 3:14-20.24-25.28
“Mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun
kecuali Allah mereka.”
Pembacaan dari Nubuat Daniel:
Sekali peristiwa
berkatalah Nebukadnezar, raja Babel,
kepada Sadrakh, Mesakh, dan Abednego,
“Apakah benar, bahwa kamu tidak memuja dewaku
dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu?
Sekarang, jika kamu bersedia,
demi mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab,
gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian,
sujudlah menyembah patung yang kubuat itu!
Tetapi jika kamu tidak menyembah,
seketika itu juga kamu akan dicampakkan
ke dalam perapian yang menyala-nyala.
Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu
dari dalam tanganku?”
Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab,
“Tidak ada gunanya
kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.
Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami,
Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu,
dan dari dalam tanganmu, ya Raja.
Tetapi seandainya tidak, hendaklah Tuanku mengetahui,
bahwa kami tidak akan memuja dewa Tuanku,
dan tidak akan menyembah patung emas
yang tuanku dirikan itu.”
Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar.
Air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego.
Lalu diperintahkannya
supaya perapian itu dibuat tujuh kali lebih panas dari yang biasa.
Kepada beberapa orang yang sangat kuat dari tentaranya
dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego,
dan mencampakkan mereka ke dalam perapian
yang menyala-nyala itu.
Tetapi terkejutlah Raja Nebukadnezar,
lalu bangun dengan segera.
Berkatalah ia kepada para menterinya,
“Bukankah tiga orang
yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?”
Jawab mereka kepada raja, “Benar, ya Raja!”
Kata raja, “Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan
dengan bebas di tengah-tengah api itu.
Mereka tidak terluka,
dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!”
Maka berkatalah Nebukadnezar,
“Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego!
Ia telah mengutus malaikat-Nya
dan melepaskan hamba-hamba-Nya,
yang telah menaruh percaya kepada-Nya,
tetapi melanggar titah raja,
yang menyerahkan tubuh mereka
karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun
kecuali Allah mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
T.Dan 3:52.53.54.55.56,R:52b
Refren:
*Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah leluhur kami.
U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
*Terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus.
U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
*Terpujilah Engkau dalam Bait-Mu yang mulia dan kudus.
U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
*Terpujilah Engkau di atas takhta kerajaan-Mu.
U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
*Terpujilah Engkau yang mendugai samudera raya.
U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
*Terpujilah Engkau di bentangan langit.
U: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
Bait Pengantar Injil
Luk 8:15
Berbahagialah orang
yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik
dan menghasilkan buah dalam ketekunan.
Bacaan Injil
Yoh 8:31-42
“Apabila Anak memerdekakan kamu,
kamu pun benar-benar merdeka.”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:
Sekali peristiwa
Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi
yang percaya kepada-Nya,
“Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku,
kamu benar-benar adalah murid-Ku,
dan kamu akan mengetahui kebenaran,
dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”
Jawab mereka, “Kami adalah keturunan Abraham,
dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun.
Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?”
Kata Yesus kepada mereka, ‘Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa,
dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah;
yang tetap tinggal dalam rumah adalah anak.
Tetapi apabila Anak itu memerdekakan kamu,
kamu pun benar-benar merdeka.
Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham,
tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku
karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu.
Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan,
seperti halnya kamu melakukan
apa yang kamu dengar dari bapamu.”
Jawab mereka kepada-Nya, “Bapa kami ialah Abraham.”
Kata Yesus kepada mereka,
“Sekiranya kamu anak-anak Abraham,
tentulah kamu mengerjakan pekerjaan
yang dikerjakan oleh Abraham.
Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku;
Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu,
yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah!
Pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham.
Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri.”
Jawab mereka, “Kami tidak dilahirkan dari zinah.
Bapa kami satu, yaitu Allah.”
Kata Yesus kepada mereka,
“Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku,
sebab Aku keluar dan datang dari Allah.
Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri,
melainkan Dialah yang mengutus Aku.”
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan Injil
Mari kita lihat Bacaan Injil hari ini.
Di jaman dahulu, perbudakan adalah legal, tidak dilarang.
“Hamba” yang dimaksud pada Bacaan Injil hari ini adalah “budak belian”, yakni seseorang yang dirampas hak hidupnya.
Disebut “belian” karena memang mereka diperjual-belikan persis seperti hewan, yang bagus, yakni yang gemuk dan sehat, harganya lebih mahal.
Bagi para hamba ini, tidak ada kebahagiaan yang melebihi kebahagiaan untuk merdeka, tidak lagi menjadi hamba atau budak.
Bagi mereka, kemerdekaan adalah segala-galanya!
Orang-orang Yahudi merasa heran mengapa Yesus menjanjikan kemerdekaan bagi mereka, padahal mereka bukan budak.
Mereka merasa sebagai orang merdeka, bukan hamba.
Mereka tidak mengerti kalau yang dimaksud oleh Yesus adalah “hamba dosa”, terbelenggu oleh dosa, yang artinya tidak merdeka secara rohaniah.
Seorang hamba dosa adalah budak iblis, yang hak hidupnya dirampas oleh iblis, dan apa pun yang diminta oleh iblis akan dikerjakannya tanpa mempunyai kesanggupan untuk menentang atau membantahnya.
Menjadi seorang hamba itu tidak buruk, tidak memalukan, karena itu adalah wujud dari kerendahan hati.
Tetapi menjadi penting kepada siapa kita hendak menghambakan diri kita.
Kita ini adalah hamba Allah, titik.
Menjadi hamba Allah itu kemerdekaan kok.
Allah tidak membelenggu kita, melainkan memberi kebebasan kepada kita untuk merasa nyaman menjadi hamba-Nya atau tidak.
Jika tidak merasa nyaman, pintu selalu terbuka kalau-kalau kita ingin pergi meninggalkan-Nya.
Tetapi jika ini kita lakukan, kerugian besarlah bagi kita, karena tak ada allah lain yang dapat melebihi Allah Bapa kita.
Sekarang kita lihat Bacaan Pertama dari Nubuat Daniel.
Ada 3 orang yang setia kepada Allah, tak gentar menghadapi ancaman marabahaya.
Mereka “dipanggang” hidup-hidup tapi tetap hidup.
Orang-orang malah melihat mereka itu berempat, bukan bertiga.
Roh Allah telah menyelamatkan mereka, melalui tangan malaikat yang diutus-Nya.
Menghadapi pandemi yang sedang melanda negeri kita, tak ada pilihan kecuali mengikuti jejak ketiga orang itu, teguh dalam kesetiaan kepada Allah Bapa kita, senantiasa mengharapkan pertolongan hanya dari-Nya, serta tetap menjalankan segala perintah-perintah-Nya.
Peringatan Orang Kudus
Santo Hugo, Uskup dan Pujangga
Hugo lahir pada tahun 1053. Dalam usia yang masih sangat muda ia diangkat menjadi Uskup Grenoble, Prancis pada tahun 1080. Semula ia tidak bersedia menerima tugas yang mulia itu mengingat usianya masih sangat muda dan masih sering tertarik pada hal-hal duniawi. Tetapi ia akhirnya menerima juga jabatan itu karena pilihan atas dirinya didukung oleh banyak orang.
Dalam pelaksanaan tugas kegembalaannya, ia dengan tegas menentang praktek simonia (pembelian jabatan gerejani dengan uang) dan praktek pernikahan imam-imam serta menghukum para pegawai tinggi yang menyita harta kekayaan Gereja. la juga giat membantu sahabatnya Santo Bruno dalam pembangunan biara Kartus pertama. Hugo meninggal dunia pada tahun 1132.
Diambil dari:
http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/