Hari Biasa, Pekan Biasa XXVII Jumat, 8 Oktober 2021
Liturgia Verbi (B-I)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXVII
Jumat, 8 Oktober 2021
Bacaan Pertama
Yl 1:13-15;2: 1-2
“Hari Tuhan yang gelap gulita dan kelam kabut.”
Pembacaan dari Kitab Yoel:
Hai para imam, kenakanlah pakaian kabung dan mengeluhlah.
Merataplah, hai para pelayan mezbah.
Masuklah, bermalamlah dengan memakai kain kabung,
hai para pelayan Allahku,
sebab sudah lama
di rumah Allahmu tiada kurban sajian dan kurban curahan.
Adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya.
Kumpulkanlah para tua-tua dan seluruh penduduk negeri
ke rumah Tuhan, Allahmu,
dan berteriaklah kepada Tuhan.
Wahai, hari itu! Sungguh, hari Tuhan sudah dekat,
datangnya seperti hari pemusnahan dari Yang Mahakuasa.
Tiuplah sangkakala di Sion
dan berteriaklah di gunung-Ku yang kudus!
Biarlah gemetar seluruh penduduk negeri,
sebab hari Tuhan datang, sebab hari itu sudah dekat.
Suatu hari gelap gulita dan kelam kabut,
suatu hari berawan dan kelam pekat.
Seperti fajar di atas gunung-gunung
terbentang suatu bangsa yang banyak dan kuat,
yang serupa itu tidak pernah ada sejak purbakala,
dan tidak akan ada lagi sesudah itu, turun-temurun,
pada masa yang akan datang.
Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan
Mzm 9:2-3.6.16.8-9,R:9a
Refren: Tuhan menghakimi dunia dengan adil.
*Aku mau bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati,
aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib;
aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau,
bermazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi.
*Engkau telah menghardik bangsa-bangsa,
dan telah membinasakan orang-orang fasik;
nama mereka telah Kauhapuskan
untuk seterusnya dan selama-lamanya.
Bangsa-bangsa terbenam dalam lubang yang dibuat-Nya,
kakinya terperangkap dalam jaring yang dipasangnya sendiri.
*Tetapi Tuhan bersemayam untuk selama-lamanya,
takhta-Nya didirikan-Nya untuk menjalankan penghakiman.
Dialah yang menghakimi dunia dengan keadilan
dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.
Bait Pengantar Injil
Yoh 12:31b-32
Sekarang penguasa dunia ini dibuang ke luar, sabda Tuhan;
dan bila Aku telah ditinggikan dari bumi,
Aku akan menarik semua orang kepada-Ku.
Bacaan Injil
Luk 11:15-26
“Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah,
maka Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.”
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:
Sekali peristiwa,
Setelah Yesus mengusir setan, ada beberapa orang yang berkata,
“Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, kepala setan.”
Ada pula yang mencobai Dia dan meminta tanda dari surga.
Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata,
“Setiap kerajaan yang terpecah-pecah, pasti binasa.
Dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh.
Jika Iblis juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri,
bagaimana mungkin kerajaannya dapat bertahan?
Sebab kalian berkata,
bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul.
Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul,
dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusir setan?
Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu.
Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah,
maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.
Apabila seorang yang kuat dan bersenjata lengkap menjaga rumahnya,
amanlah segala miliknya.
Tetapi jika seorang yang lebih kuat daripadanya menyerang
dan mengalahkannya,
maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata
yang diandalkannya,
dan akan membagi-bagikan rampasannya.
Barangsiapa tidak bersama Aku, ia melawan Daku,
dan barangsiapa tidak mengumpulkan bersama Aku,
ia mencerai-beraikan.
Apabila roh jahat keluar dari manusia,
ia mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian;
dan karena tidak mendapatnya, ia berkata,
‘Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu.’
Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu telah bersih tersapu
dan rapi teratur.
Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain
yang lebih jahat daripadanya,
dan mereka masuk dan tinggal di situ.
Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk
daripada keadaannya semula.”
Demikianlah sabda Tuhan.
Renungan Injil
Mari kita dapatkan pencerahan tentang pengusiran setan, atau cukup dikenal sebagai “eksorsisme”, setidaknya menurut Injil serta dogma Gereja Katolik.
Pertanyaan pertama: apa atau siapa setan itu?
Setan adalah roh yang jahat, sering disandingkan dengan malaikat yang adalah roh yang baik.
Setan atau iblis diyakini adalah malaikat yang jatuh ke dalam dosa, yang membenci Allah, memerangi Allah, dan ingin menjadi Allah.
Salah satu upaya yang dilakukan setan adalah menyesatkan manusia agar memberontak kepada Allah, bisa dengan godaan berupa iming-iming atau bisa dengan intimidasi dan ancaman.
Ketika iblis berhasil mempengaruhi atau menguasai kita maka kita disebut telah jatuh ke dalam dosa, dan perlu dipulihkan melalui pengampunan dosa.
Apakah setan itu benar-benar ada di dunia ini?
Ya jelas ada, ditulis berulang-ulang kali di dalam Injil kok.
Karena berupa roh maka tidak kasat mata, tetapi banyak kesaksian yang menunjuk adanya roh jahat itu.
Apakah sebagai anak Allah kita wajib terlibat dalam memerangi iblis, termasuk membinasakannya dari muka bumi ini?
Ini seringkali keliru.
Kita tidak dibenarkan melakukan kekerasan, baik secara fisik atau pun verbal.
Kita tidak dibenarkan melukai badan jasmani maupun melukai hati orang, dilarang.
Larangan bukan hanya kepada sesama manusia, melainkan kepada seluruh ciptaan Tuhan, yang baik mau pun yang jahat, termasuk setan atau iblis.
Dari Injil kita bisa mengetahui, memang benar Yesus mengusir setan tetapi Yesus tidak membinasakannya, “Diam, keluarlah dari padanya!”
Bahkan ketika menolong orang yang kerasukan setan di Gerasa, Yesus malahan bertanya kepada kawanan setan itu, “Siapakah namamu?” yang kemudian dijawab oleh kawanan itu, “”Namaku Legion, karena kami banyak.”
Pertanyaan selanjutnya:
Bolehkah kita mengusir setan?
Ya tentu saja boleh, terlebih kalau roh jahat itu telah mengganggu kita.
Tetapi itu kita lakukan bukan mengandalkan kuasa kita sendiri, melainkan memohon kuasa Allah, sebagaimana yang telah diajarkan oleh Yesus di dalam doa Bapa Kami, “Bebaskanlah kami dari yang jahat.”
Kalau roh jahat tidak mengganggu kita, atau berada jauh-jauh dari kita, lalu untuk apa diusir?
Tetapi kalau roh jahat itu memasuki diri kita, dengan niat hendak menguasai kita, yang membuat kita menjadi kerasukan setan, baiklah dilakukan pengusiran.
Kita bisa melakukan pengusiran dari diri seseorang atau dari suatu tempat.
Yang kedua ini perlu dicermati oleh jauh, apakah perlu diusir dari suatu tempat.
Jika ada roh jahat tinggal di rumah kita, sepanjang tidak saling mengganggu maka tak ada yang perlu dilakukan.
Tetapi jika sampai menganggu kita, misalnya membuat kita jadi gampang sakit-sakitan, baiklah kita minta roh jahat itu pergi meninggalkan rumah kita.
Jika tidak mengganggu, biarlah mereka juga menjadi penghuni rumah sama seperti kita, karena bisa jadi saja roh itu tidak lagi jahat, tetapi karena penghukuman dosanya bersifat kekal maka ia tak dapat kembali menjadi malaikat dan kembali ke Surga.
Apakah setan dapat mencelakai kita?
Bisa iya bisa tidak, tergantung kitanya.
Sebagai orang Katolik, dan pengikut Kristus, setan tak dapat mencelakai kita, sebab dengan sengsara-Nya dan wafat-Nya di kayu salib, Kristus telah membebaskan kita dari dosa dan dari penggodanya yakni setan.
Melalui pembaptisan kita telah memperoleh kehidupan baru di dalam Roh Kudus. Rahmat-Nya telah memperbaharui kita yang sebelumnya telah rusak akibat dosa.
Jika kita telah menjadi percaya kepada Allah dan mempercayakan diri kita dalam lindungan-Nya, maka tak ada setan yang dapat mengganggu kita, dan tak ada alasan bagi kita untuk takut terhadap setan.
Maka dari itu, setiap kali kita mengikuti perayaan Ekaristi, maka setiap kali pula kita turut larut dalam doa ini, “Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala kemalangan dan berilah kami damaiMu.
Kasihanilah dan bantulah kami supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram, sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami Yesus Kristus”
Peringatan Orang Kudus
Simeon, Tokoh Israel Sejati
Lukas adalah satu-satunya penulis Injil yang menampilkan Simeon di dalam Injilnya (lih. Luk 2:22-35). Di dalamnya ia menggambarkan Simeon sebagai seorang tokoh Israel yang benar dan saleh di hadapan Allah. Simeon dipandang sebagai tokoh Israel sejati yang sungguh percaya akan Allah dan janji-janjiNya. Lukas menegaskan hal itu dengan mengatakan bahwa ia ditentukan Allah ‘tidak akan mati’ sebelum menyaksikan dengan mata kepala sendiri kehadiran Yesus, Al-Masih, Dia yang dijanjikan Allah untuk menebus dosa umat manusia.
Oleh dorongan Roh Kudus, ia datang ke bait Allah. Ternyata di sana ia bertemu dengan Yusuf dan Maria yang datang ke dalam bait Allah untuk mempersembahkan Yesus Anaknya kepada Allah menurut Hukum Taurat Musa. Segera ia mengambil Yesus dari Maria dan menatangNya dalam tangannya sambil mengucap syukur kepada Allah karena telah diperkenankan melihat sendiri Dia yang datang dari Allah. Ia memuliakan Allah dengan berkata: “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hambaMu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan FirmanMu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari padaMu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umatMu, Israel.” Kidung pujian ini disebut ‘Nunc Dimitis’.
Kecuali itu, Simeon juga meramalkan penderitaan yang akan dialami Maria: “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan, dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.” (Luk 2:34-35).
Santo Sergius dan Bakhus, Martir
Sergius dan Bakhus adalah dua perwira Romawi yang beragama Kristen. Mereka dihukum mati pada tahun 300 dalam masa pemerintahan kaisar Maksimianus, karena menolak mengikuti upacara korban kepada dewa-dewi kekaisaran Romawi. Orang-orang Badui Arab yang beragama Kristen memandang mereka sebagai santo pelindung mereka.
Diambil dari:
https://liturgia-verbi.blogspot.co.id/