Jumat Pekan Biasa XXX 28 Oktober 2016

Jumat Pekan Biasa XXX
28 Oktober 2016

Pesta S. Simon dan Yudas, Rasul



Bacaan Pertama
Ef 2:19-22

“Kamu dibangun di atas dasar para rasul.”

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:

Saudara-saudara,
kamu bukan lagi orang asing dan pendatang,
melainkan sewarga dengan orang kudus dan anggota keluarga Allah.
Kamu dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi,
dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan,
yang rapi tersusun,
menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan.
Di atas Dia pula kamu turut dibangun
menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh.

Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan
Mzm 19:2-3.4-5,R:5a

Refren: Di seluruh bumi bergemalah suara mereka.

*Langit menceritakan kemuliaan Allah,
dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya;
hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain,
dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya
kepada malam berikut.

*Meskipun tidak berbicara,
dan tidak memperdengarkan suara,
namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya,
dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.


Bait Pengantar Injil

Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan.
Kepada-Mu paduan para rasul bersyukur, ya Tuhan.


Bacaan Injil
Luk 6:12-19

“Yesus memilih dari antara murid-murid-Nya
dua belas orang yang disebut-Nya rasul.”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwa,
Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa.
Semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.
Keesokan harinya, ketika hari siang,
Ia memanggil murid-murid-Nya,
lalu memilih dari antara mereka
dua belas orang yang disebut-Nya rasul.
Mereka itu ialah:
Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus,
Andreas saudara Simon,
Yakobus dan Yohanes,
Filipus dan Bartolomeus,
Matius dan Tomas,
Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot,
Yudas anak Yakobus,
dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.

Lalu Yesus turun bersama mereka
dan berhenti pada suatu tempat yang datar.
Di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya,
dan banyak orang lain
yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem,
dari daerah pantai Tirus dan Sidon.
Mereka datang untuk mendengarkan Dia
dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka;
juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan.
Dan orang banyak itu berusaha menjamah Dia,
karena dari pada-Nya keluar suatu kuasa,
dan semua orang itu disembuhkan-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan.


Renungan Injil
Hari ini kita mendapat “bonus” diperkenankan melanjutkan renungan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus, karena hari ini adalah Pesta Santo Simon dan Yudas, Rasul.
Masih seputaran umat yang non-Yahudi, yang menurut Rasul Paulus dahulu tidak diakui berhak atas warisan sebagai umat pilihan, dianggap sebagai orang asing dan pendatang.
Secara tegas Paulus mengakui umat non-Yahudi sebagai orang sewarga dengan orang kudus dan sebagai anggota keluarga Allah.
Umat dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, bukan di atas para ahli Taurat.
Dengan demikian umat non-Yahudi tak perlu lagi merasa resah apakah mereka perlu menjalankan sunat atau pun mematuhi aturan-aturan lain yang bukan murni berasal dari hukum Taurat.

Yang perlu menjadi perhatian adalah ajaran-ajaran Yesus serta pewartaan dan kesaksian pada rasul.
Kristus adalah batu penjuru yang di atasnya dibangun dasar para rasul dan nabi.
Inilah perjanjian baru antara Tuhan dengan umat-Nya.

Demikian pula halnya kita.
Kita adalah anggota dari keluarga Allah, bukan orang asing atau pendatang di lingkungan gereja, sekali pun secara duniawi kita adalah minoritas yang tinggal di suatu daerah.
Orang-orang asli dari daerah itu tidak bisa memperlakukan kelompok minoritas sebagai orang asing atau pendatang.
Semua orang adalah sewarga di dalam komunitas Kristus.

Bagaimana dengan bahasa daerah yang digunakan dalam misa?
Bukankah ini menonjolkan kedaerahan?
Bagi sebagian umat tentu merupakan ganjalan ketika mengikuti misa yang menggunakan bahasa yang tidak dimengertinya.
Marilah kita belajar untuk bijaksana dalam menyikapi perbedaan bahasa ini.
Jika kita bepergian ke luar negeri, jangan terlalu berharap bisa mengikuti misa yang menggunakan bahasa kita sendiri, semua misa diselenggarakan menggunakan bahasa dari negara itu, bukan bahasa kita.
Lalu kita memutuskan tidak pergi ke gereja untuk misa gara-gara tidak mengerti bahasanya, apa begitu?
Apakah kita rela jika bahasa menjadi penghalang bagi kita untuk berjumpa dengan Yesus Kristus?
Bukankah kita mesti bersyukur karena gereja telah menetapkan tata pelaksanaan liturgi Ekaristi yang seragam di mana pun ekaristi itu diselenggarakan, sehingga kita masih tetap dapat mengikutinya sekali pun kita tidak mengerti bahasanya?


Peringatan Orang Kudus
Santo Simon dan Yudas, Rasul
Pesta kedua rasul ini dirayakan bersama hari ini, (mungkin) karena nama keduanya selalu disebutkan serentak berurutan dalam Injil-injil Sinoptik (Mat 13:55; Mrk 3:18 dan 14:3; Luk 6:16) dan karena keduanya sama-sama mengalami nasib sebagai martir di negeri Persia (sekarang: Iran).
Simon, selain dikenal sebagai saudara sepupu Yesus, juga dikenal sebagai saudara rasul Yakobus Muda dan Yudas (Lih. Mat. 13:55). Ia dijuluki ‘Si Zelot’, yang berarti ‘yang rajin’, ‘yang meluap semangatnya’ dalam mempelajari dan menaati Hukum Taurat Yahudi. Gelaran ini diberikan juga barangkali karena ia termasuk salah seorang penganut aliran Zelot (lih. Mrk 3:18 dst), yang sangat fanatik berpegang teguh pada Taurat dan yang turut ambil bagian dalam pemberontakan melawan penjajah Romawi tahun 67-70. Ia orang Kanaan yang dipanggil Yesus menjadi RasulNya. Kisah hidupnya dan karyanya sebagai rasul sama sekali tidak dicantumkan di dalam Injil-injil, kecuali pencantuman namanya. Kita mengetahui sedikit tentang dia dalam tradisi-tradisi kuno. Buku Menologi Santo Blasius menyebutkan bahwa Simon wafat dengan damai di Edessa, Irak. Dalam tradisi Barat yang tertera di dalam Liturgi Romawi disebutkan bahwa ia pernah mewartakan Injil di Mesir, kemudian bergabung dengan Yudas pergi ke Mesopotamia, dan dari sana mereka pergi sebagai misionaris ke negeri Persia, Iran hingga menemui ajalnya sebagai martir bersama Yudas. Tradisi lain menyebutkan bahwa setelah saudaranya Yakobus, Uskup Yerusalem, dibunuh, rasul lain memilih dia menggantikan Yakobus. Ia memegang jabatan uskup pada tahun 62 hingga kematiannya sebagai martir ketika terjadi penganiayaan umat Kristen pada masa pemerintahan Kaisar Trayanus pada tahun 107.
Yudas yang disebut juga Tadeus yang berarti ‘yang berani’ adalah saudara rasul Yakobus Muda. Tidak diketahui bagaimana dan kapan Yesus memanggilnya menjadi Rasul. Tradisi mengakui dia sebagai penulis Surat Yudas, yang berisi dorongan semangat dan peneguhan kepada umat Kristen yang berada dalam krisis akhlak pada masa itu. Namun hal ini masih dipersoalkan oleh banyak ahli modern, mengingat Yudas bukanlah seorang yang terdidik baik sehingga mampu menulis sebaik itu. Mungkin ia menyuruh orang lain menuliskannya.
Namanya dimunculkan dalam Injil Yohanes pada waktu Yesus mengadakan Perjamuan Terakhir. Dialah yang bertanya kepada Yesus: “Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau menyatakan diriMu kepada kami, dan bukan kepada dunia?” Jawab Yesus: “Jika seseorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firmanKu dan BapaKu akan mengasihi dia dan kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.” (Yoh 14:22, 23)
Setelah kenaikan Yesus, tak ada cerita Kitab Suci tentang karya Yudas. Menurut tradisi, Yudas mewartakan Injil di Mesopotamia sebelum bergabung bersama Simon di Persia, di mana keduanya bersama-sama menemui ajal sebagai martir Kristus. Sejarawan Eusebius menyebutkan bahwa ia mempunyai dua orang cucu: Zoker dan Yakobus, yang dihadapkan kepada Raja Domisianus, karena ada laporan bahwa keduanya berasal dari Kerajaan Daud. Tetapi setelah diketahui bahwa keduanya orang-orang miskin dan sederhana, maka mereka dibebaskan kembali. Santo Yudas dihormati Gereja sebagai pelindung bagi orang-orang yang mengemban tugas-tugas yang sulit.

 

Diambil dari:
Liturgia Verbi, www.live.sandykusuma.info

Leave a Reply

*

captcha *