Hari Biasa Pekan Prapaskah I Kamis, 5 Maret 2020

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Biasa Pekan Prapaskah I

Kamis, 5 Maret 2020

 


Bacaan Pertama
T.Est 4:10a.10c-12.17-19

“Padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau, ya Tuhan.”

Pembacaan dari Kitab Ester:

Di kala bahaya maut menyerang,
Ratu Ester pun berlindung pada Tuhan.
Ia mohon kepada Tuhan, Allah Israel, katanya,
“Tuhanku, Raja kami, Engkaulah yang tunggal.
Tolonglah aku yang seorang diri ini.
Padaku tidak ada seorang penolong selain Engkau,
sebab bahaya maut mendekati diriku.
Sejak masa kecilku telah kudengar dalam keluarga bapaku,
bahwa Engkau, ya Tuhan,
telah memilih Israel dari antara sekalian bangsa,
dan nenek moyang kami telah Kaupilih dari antara sekalian
leluhurnya, supaya mereka menjadi milik abadi bagi-Mu;
dan telah Kaulaksanakan bagi mereka apa yang telah Kaujanjikan.
Ingatlah, ya Tuhan,
dan sudilah menampakkan diri-Mu di waktu kesesakan kami.
Berikanlah kepadaku keberanian,
ya Raja para allah dan Penguasa sekalian kuasa!
Taruhlah perkataan sedap di dalam mulutku terhadap singa itu,
dan ubahkanlah hatinya
sehingga menjadi benci kepada orang-orang yang memerangi kami,
supaya orang itu serta semua yang sehaluan dengannya
menemui ajalnya.
Tetapi selamatkanlah kami ini dengan tangan-Mu,
dan tolonglah aku yang seorang diri ini,
yang tidak mempunyai seorangpun selain dari Engkau, ya Tuhan.

Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan
Mzm 138:1-2a.2bc-3.7c-8,R:3a

Refren: Pada hari aku berseru, Engkau menjawab aku, ya Tuhan.

*Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati,
di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu.
Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus.

*Aku memuji nama-Mu,
oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu,
sebab Kaubuat nama-Mu, dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.
Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku,
Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.

*Tuhan, tangan kanan-Mu menyelamatkan daku,
Engkau akan menyelesaikannya segalanya bagiku!
Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi,
janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu!


Bait Pengantar Injil
Mzm 51:12a.14a

Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah,
berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu.


Bacaan Injil
Mat 7:7-12

“Setiap orang yang meminta akan menerima.”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
“Mintalah, maka kamu akan diberikan;
carilah, maka kamu akan mendapat;
ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
Karena setiap orang yang meminta akan menerima,
setiap orang yang mencari akan mendapat,
dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu akan dibukakan.

Adakah seorang dari padamu
yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti,
atau memberi ular, jika ia meminta ikan?
Jadi jika kamu yang jahat
tahu memberi yang baik kepada anak-anakmu,
apalagi Bapamu yang di sorga!
Ia akan memberikan yang baik
kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”

Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,
perbuatlah demikian juga kepada mereka.
Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

Demikianlah sabda Tuhan.


mengetuk Pintu

Renungan Injil
Orang beriman adalah orang yang percaya kepada Tuhan.
Ia menyadari dirinya banyak kelemahan dan kekurangan, makanya ia mengandalkan kuasa Tuhan untuk menolong dia menutupi kelemahan dan kekurangannya, baik yang bersifat duniawi dan terutama yang bersifat surgawi.
Orang beriman menginginkan dirinya menjadi orang baik, di hadapan Tuhan dan sesama.
Ada tambahan bagi orang yang beriman Katolik; Ia mengandalkan Kasih dan Damai Sejahtera Kristus dalam semua sikap dan perbuatannya.
Kasih Kristus yang sempurna itu dapat membuat imannya menjadi lebih sempurna, karena ia ingin menjadi seperti Kristus.

Orang beriman selalu berkomunikasi dengan Tuhan melalui doa, entah untuk memuji dan memuliakan Tuhan, mau pun berharap pertolongan Tuhan.
Orang beriman bertekun di dalam doa, sebagai aktivitas yang dilakukan terus-menerus sepanjang hidupnya.
Tuhan yang bertahta di Surga adalah pemilik segala sesuatu, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, maka ia meminta pertolongan hanya kepada-Nya saja, tidak tergoda oleh tuhan-tuhan lain.
Menurut Yesus, tak ada salahnya kalau kita yang beriman meminta kepada Allah Bapa, seperti layaknya seorang anak meminta sesuatu kepada bapanya.

Tetapi janganlah keliru, seperti yang dilakukan orang, meminta sesuatu seperti memesan makanan lewat online, cukup dengan memesan melalui mobile-phone, maka makanan akan diantar ke rumah kita.
Emangnya malaikat Tuhan itu driver online?
Selain meminta, atau lebih tepatnya memohon, Yesus mau agar kita juga mencari, “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”  [Mat 6:33]
Yang kita cari bukanlah barang yang kita inginkan, melainkan Kerajaan tempat di mana Tuhan berada.
Yesus telah memaparkan dengan jelas “peta petunjuk jalan” menuju ke situ.
Cukup dengan mematuhi petunjuk-Nya itu, dipastikan kita akan sampai.
Sudah jelas juga, jalan yang dipandu oleh Yesus itu, yakni melalui pertobatan, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”  [Mat 3:2]
Dan ajaran Yesus ini dikutip juga pada Injil Markus 1:15, “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”

Dahulu memang, Kerajaan Allah itu tidak jelas keberadaannya, bisa jadi di negeri antah-berantah, dan tak jelas pula jalan menuju ke situ.
Tetapi sekarang, dengan mengandalkan petunjuk jalan yang dari Yesus, maka Kerajaan Allah terasa sudah dekat, dan bahkan sangat dekat, cukup dengan ayunan beberapa langkah saja kita akan sampai, cukup dengan pertobatan dan pengampunan maka kita akan sampai.

Setelah sampai, ternyata pintunya tertutup.
Kuncinya telah diserahkan kepada Petrus, dan kita tak memiliki duplikatnya.
Tak bisa masuk dong?
Salah.
Yesus mau agar kita mengetuk pintu itu.
Mengetuk pintu Surga itu sama seperti memanggil-manggil Roh Kudus, untuk membukakan pintu bagi kita, agar kita bersama-sama para malaikat Tuhan hidup di dalam Kasih-Nya, berbuat kebaikan bagi sesama, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.”
Berdoa adalah mengetuk pintu Surga.
Percaya kepada Injil dan menjalankannya adalah ketukan kencang yang membuat se isi rumah mendengar ketukan itu, semacam door-bell yang cukup dengan memencet tombolnya saja.

Maka, tunggu apa lagi?
Mari kita kerjakan seperti yang diperintahkan oleh Yesus ini, maka iman kita pun akan menjadi sempurna di dalam Dia.


Peringatan Orang Kudus
Santo Yohanes Yosef, Pengaku Iman
Sudah sejak masa mudanya, Yohanes menaruh minat besar pada kepentingan kawan-kawannya, yang miskin dan menderita. Minat ini akhirnya menghantar dia ke dalam biara Santo Fransiskus. Setelah tiga tahun menjadi seorang biarawan Fransiskan, ia diutus ke Piedemonte di Alife untuk membangun sebuah biara baru di sana. Ketika itu ia masih sangat muda dan belum ditahbiskan menjadi imam.
Tak lama kemudian, ia dipanggil kembali ke Napoli dan diangkat menjadi Magister untuk para Novis. Pada umur 24 tahun, ia diangkat menjadi pemimpin biara. Jelas kelihatan bahwa Yohanes memiliki suatu kepribadian yang mengagumkan. la menampilkan diri sebagai seorang biarawan yang arif, penuh pengertian, seorang pendoa dan beriman teguh. Rekan-rekannya sebiara merasakan suasana cinta yang diusahakan Yohanes di dalam biara. Mereka semua sangat mencintai dan menghormati dia.
Ketika terjadi kelaparan di negerinya, para biarawan diberinya roti yang diusahakannya sendiri. Yohanes memiliki suatu kekuatan ilahi yang menyanggupkan dia melenyapkan berbagai penyakit dan kesulitan hidup. Pernah seorang imam yang sakit datang kepadanya memohon kesembuhan. Dan Yohanes berdoa memohon kepada Tuhan agar penyakit imam itu berpindah saja kepadanya. Dan terjadilah demikian. Kepada para pendosa yang datang mengakukan dosanya, Yohanes hanya memberikan penitensi-penitensi yang ringan, sedangkan dia sendiri menjalankan tapa yang berat demi penghapusan dosa-dosa mereka. la meninggal dunia pada tahun 1734 dalam usia 85 tahun. Saat ajalnya ini sudah diketahuinya sendiri sejak lama, jauh sebelum ketibaannya.


Santo Eusebius dari Kremona, Pengaku Iman
Putera bangsawan Kremona ini pada masa mudanya mendapat pendidikan yang sangat baik dari orang-tuanya. la kemudian melanjutkan pendidikannya di Roma yang terkenal sebagai pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan pada masa itu. Di sana ia menjadi murid Santo Hieronimus yang ahli dalam bidang bahasa dan Kitab Suci.
Hieronimus kagum akan kesalehan, minat dan bakat Eusebius terhadap Alkitab dan ilmu-ilmu lainnya. la dengan senang mendidik Eusebius, bahkan menganggapnya sebagai teman dan sahabatnya. Eusebius mengikuti Hieronimus ke mana saja ia pergi, antara lain ke Yunani, Syria, Mesir dan Palestina. Akhirnya ia menetap di Betlehem, di biara yang didirikanoleh Hieronimus.
Di biara ini Eusebius berkembang pesat dalam kesempumaan hidup rohani sebagai seorang rahib mengikuti teladan Hieronimus. Sekali peristiwa Eusebius berangkat ke Roma. Dalam perjalanannya itu, ia berjumpa dengan Rufinus, seorang imam yang menaruh dendam pada Hieronimus dan murid-muridnya. Rufinus mencaci maki Eusebius sebagai salah seorang murid Hieronimus dengan kata-kata yang tidak sopan. Namun Eusebius yang saleh itu tidak mempedulikannya, bahkan membalas penghinaan itu dengan menolong Rufinus. Eusebius meninggal dunia pada tahun 440.


Santo Gerasimos, Pengaku Iman
Gerasimos adalah sahabat Santo Eutimos dari Yerusalem. la bertapa dekat Yeriko dan membina rahib-rahib muda di sana. Suatu ketika ada seekor singa yang kakinya tertusuk duri. Gerasimos mencabut duri itu dan sejak itu ia ditemani oleh singa itu. Gerasimos meninggal dunia pada tahun 475.

Diambil dari:
http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/

Leave a Reply

*

captcha *