Selasa, Juli 2015

Selasa Pekan Biasa XV
14 Juli 2015

PF S. Kamilus de Lellis, Imam

_____________________________________________________
Bacaan Pertama
Kel 2:1-15a

“Anak itu diberi nama Musa, sebab ia telah ditarik dari air.
Ketika Musa telah dewasa, ia mendapatkan saudara-saudaranya.”

Pembacaan dari Kitab Keluaran:

Waktu umat Israel ditindas di Mesir
ada seorang pria dari suku Lewi
yang kawin dengan seorang wanita dari suku yang sama.
Wanita itu mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki.
Ia melihat bahwa anak itu tampan;
maka disembunyikannya tiga bulan lamanya.
Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi.
Maka diambilnya sebuah peti pandan
dan dipakalnya dengan gala-gala dan ter.
Lalu diletakkan bayi itu di dalamnya
dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil.
Kakaknya perempuan
berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat,
apakah yang akan terjadi dengan bayi itu.

Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil,
sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai.
Maka terlihatlah oleh Puteri Firaun
peti di tengah-tengah teberau itu.
Ia menyuruh seorang hambanya untuk mengambilnya.
Ketika peti itu dibuka, dilihatnya seorang bayi yang menangis.
Maka ibalah hatinya dan ia berkata,
“Tentulah ini bayi orang Ibrani.”
Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun,
“Maukah Tuan Puteri
agar kupanggilkah seorang inang penyusu dari kaum Ibrani
untuk menyusui bayi itu bagi tuan puteri?”
Sahut puteri Firaun kepadanya, “Baiklah!”
Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu.
Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu,
“Bawalah bayi ini dan susuilah dia bagiku,
maka aku akan memberi upah kepadamu.”

Kemudian ibu itu mengambil bayinya dan menyusui dia.
Ketika anak itu sudah besar,
ibunya membawa dia kepada puteri Firaun dan diberi nama Musa,
sebab katanya, “Aku telah menarik dia dari air.”
Pada suatu hari, ketika Musa telah dewasa,
ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya
untuk melihat kerja paksa mereka.
Lalu dilihatnya seorang Mesir memukul seorang Ibrani,
seorang dari saudara-saudaranya itu.
Ia menoleh ke sana sini
dan ketika dilihatnya tidak ada orang,
dibunuhnya orang Mesir itu,
dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir.

Keesokan harinya Musa keluar lagi,
dan didapatinya dua orang Ibrani tengah berkelahi.
Ia bertanya kepada yang bersalah,
“Mengapa kaupukul temanmu itu?”
Jawab orang itu, “Siapakah yang mengangkat engkau
menjadi pemimpin dan hakim atas kami?
Apakah engkau bermaksud membunuh aku,
sama seperti engkau telah membunuh orang Mesir itu?”
Musa menjadi takut,
sebab pikirnya, “Tentulah peristiwa itu telah ketahuan.”

Ketika Firaun mendengar tentang peristiwa itu,
ia berikhtiar membunuh Musa.
Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun
dan tiba di tanah Midian.

Demikianlah sabda Tuhan.

_____________________________________________________
Mazmur Tanggapan
Mzm 69:3.14.30-31.33-34,R:33

Refren: Hai orang-orang yang rendah hati,
carilah Allah, maka hatimu akan hidup kembali.

*Aku tenggelam ke rawa yang dalam,
tidak ada tempat bertumpu;
aku telah terperosok ke air yang dalam,
gelombang pasang menghanyutkan daku.

*Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan,
aku memohon pada waktu Engkau berkenan, ya Allah;
demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku
dengan pertolongan-Mu yang setia!

*Tetapi aku ini tertindas dan kesakitan,
keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku!
Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian,
mengagungkan Dia dengan lagu syukur.

*Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah,
biarlah hatimu hidup kembali hai kamu yang mencari Allah!
Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin,
dan tidak memandang hina orang-orang-Nya
yang ada dalam tahanan.

_____________________________________________________
Bait Pengantar Injil
Mzm 95:8ab

Hari ini janganlah bertegar hati,
tetapi dengarkanlah sabda Tuhan.

_____________________________________________________
Bacaan Injil
Mat  11:20-24

“Pada hari penghakiman,
tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih  ringan daripada tanggunganmu.”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa
Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat,
meskipun di sana Ia melakukan paling banyak mujizat.
Ia berkata, “Celakalah engkau, Khorazim!
Celakalah engkau Betsaida!
Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat
yang telah Kulakukan di tengah-tengahmu,
pasti sudah lama mereka bertobat dan berkabung.
Tetapi Aku berkata kepadamu,
‘Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon
akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.’

Dan engkau, Kapernaum,
apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit?
Tidak!  Engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati!
Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat
yang telah terjadi di tengah-tengahmu,
kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini.
Maka Aku berkata kepadamu,
‘Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom
akan lebih ringan dari pada tanggunganmu’.”

Demikianlah sabda Tuhan.

_____________________________________________________
Renungan Injil
Boleh dibilang Kapernaum adalah tempat tinggal Yesus yang utama, karena kota itulah yang paling sering dikunjungi-Nya dan di kota itulah paling banyak mujizat yang dibuat Yesus.
Orang-orang yang tinggal di sana seharusnya bersyukur dan menganggap hal ini sebagai anugerah Tuhan.
Tetapi hanya sedikit yang mendengarkan Yesus dan mau bertobat.
Nampaknya inilah yang membuat Yesus menjadi marah, lalu mulai mengecam Kapernaum dan kota-kota lain yang seolah menolak anugerah Tuhan itu.

Pada umumnya kita berharap anugerah Tuhan itu dalam bentuk yang nyata dan bermanfaat dalam kehidupan yang sekarang.
Kita berharap dilimpahi kemakmuran atau kekayaan, kesehatan, serta keselamatan.
Kita juga berharap kedudukan yang tinggi supaya orang-orang mau menaruh hormat kepada kita.

Sekarang mari kita lihat, apa kira-kira yang akan terjadi kalau semua harapan kita itu dipenuhi oleh Tuhan?
Apakah semuanya itu akan membuat kita menjadi semakin taat dan setia kepada Tuhan?
Jika kita diberi kesehatan, tak sakit-sakit, akankah kita berempati kepada orang lain yang menderita sakit?
Jika kita diberi kekayaan yang melimpah, akankah kita punya kesempatan untuk memberi dari kekurangan kita?

Saya melihat banyak orang yang berbuat kebaikan, menolong orang lain, justru karena dahulunya ia pernah pengalami penderitaan yang sama, sehingga tahu persis bagaimana rasanya menderita.
Hanya sedikit yang ujug-ujug, tanpa sebab atau motivasi, bisa dengan rela membantu orang lain.

“Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” [Mat 6:21]
Oleh karenanya Yesus telah berpesan kepada kita,
“Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.”
[Mat 6:19-20]

_____________________________________________________
Peringatan Orang Kudus
Santo Fransiskus Solanus, Pengaku Iman
Fransiskus lahir di Montilla, Spanyol pada tahun 1549. Semenjak kecil ia tidak suka akan segala bentuk perselisihan. Bila terjadi perselisihan, ia selalu tampil sebagai pendamai.
Ketika berusia 20 tahun, Fransiskus masuk Ordo Fransiskan di Montilla. Sebagai seorang pengikut Santo Fransiskus, ia berusaha meneladani semangat hidup Santo Fransiskus. Besar sekali perhatiannya terhadap orang-orang sakit, sampai ia sendiri pun terjangkit penyakit menular yang membahayakan hidupnya.
Fransiskus Solanus kemudian diutus sebagai misionaris ke wilayah misi Amerika. Namun di tengah perjalanan, kapal yang ditumpanginya karam. Sesuai wataknya yang periang itu, Fransiskus tidak gentar menghadapi musibah itu. Ia bahkan dengan tenang meneguhkan semua penumpang, menghibur mereka dan berhasil mempermandikan mereka semua sebelum kapal itu ditelan samudera. Pada peristiwa itu ia bersama beberapa penumpang lain berhasil menyelamatkan diri dan mendarat di daratan Peru.
Di Peru ia mulai mewartakan Injil Kristus sambil melakukan perbuatan-perbuatan amal di antara penduduk Peru. Ia dikenal luas sebagai pembawa damai bagi penduduk sekitar. Banyak sekali usahanya untuk memperbaiki hidup orang-orang Indian di Peru dan juga di Argentina, yang berhasil dipermandikannya. Ketika sekelompok orang Indian mencoba membunuh orang-orang Kristen pada waktu Pekan Suci, Fransiskus berhasil menggugah hati mereka hingga mereka menyerahkan diri untuk dipermandikan. Ketika ia berkotbah melawan korupsi di Lima, seluruh penduduk kota itu panik dan takut akan akibat perbuatan busuk rnereka. Uskup setempat terpaksa turun tangan untuk menenteramkan mereka. Fransiskus meninggal dunia pada tahun 1610.
_____________________________________________________
Santo Kamilus de Lellis, Pengaku Iman
Kamilus lahir di Bocchionico, Italia Tengah pada tahun 1550. Pada masa remajanya, ia sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda positif akan menjadi seorang Abdi Allah. Putra pejabat militer ini terkenal nakal dan karena itu harus diawasi secara ketat oleh ayahnya setelah kematian ibunya. Pada usia 17 tahun, ia menjadi tentara Venesia. Tetapi tujuh tahun kemudian ia dipecat karena lekas naik darah dan suka berjudi.
Setelah meninggalkan dinas militer, Kamilus semakin gemar saja berjudi, sehingga berkali-kali ia jatuh miskin dan akhirnya menjadi pengemis. Pada tahun 1574, ia menjadi seorang pekerja bangunan di biara Kapusin Manfredonia. Di sana ia bertobat lalu melamar menjadi seorang bruder Kapusin di biara itu. Namun ia ditolak karena luka parah pada kakinya sewaktu masih menjadi tentara.
Kamilus kemudian berangkat ke Roma untuk mencari pengobatan yang lebih baik untuk lukanya. Di sana ia bertemu dengan Santo Philipus Neri. Philipus menjadi bapa pengakuannya. Setelah beberapa lama, Kamilus diterima menjadi pasien di rumah sakit San Giacomo. Di rumah sakit ini, Kamilus kemudian menjadi seorang perawat. Ia ditugaskan merawat orang-orang sakit yang tidak bisa terobati lagi. Kesabaran dan kesanggupannya untuk merawat orang-orang ini menaikkan prestasinya. Oleh karena itu kemudian Kamilus diangkat menjadi direktur rumah sakit itu.
Semangat pelayanannya kepada para pasien sungguh besar. Ia kemudian berkeputusan untuk membaktikan dirinya bagi pelayanan orang­orang sakit. Kelalaian para perawat, bahkan imam-imam terhadap kepentingan orang-orang sakit mendorong dia semakin menekuni pelayanan terhadap orang-orang sakit. Atas nasehat Philipus Neri, Kamilus memutuskan untuk menjadi imam. Untuk itu ia giat belajar dan kemudian ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1584 di Roma. Pada tahun itu juga ia mendirikan sebuah tarekat baru, Tarekat Hamba Orang-orang Sakit, yang disebut juga Imam-imam Kamilian. Anggota tarekat ini mengabdikan dirinya pada pelayanan orang-orang sakit. Dua tahun berikutnya kongregasi ini direstui oleh Sri Paus Sixtus V pada tahun 1586, dan pada tahun 1591 Paus Gregorius XIV meningkatkan statusnya menjadi sebuah ordo religius. Kamilus menjadi pemimpin pertama ordo itu dan membangun biara-biara di Napoli dan kota-kota Italia lainnya. Kepada rekan-rekannya, ia menasehatkan: “Mengabdilah seikhlas-ikhlasnya hingga titik darah yang terakhir, karena Tuhan hadir secara paling nyata di dalam diri orang-orang sakit yang kita layani. Kita ditugaskan Tuhan untuk melayani Dia dalam diri orang-orang sakit ini”.
Kamilus meninggal dunia pada tanggal 14 Juli 1614 dalam usia 64 tahun. Jenazahnya dikuburkan di gereja Santa Maria Magdalena di Roma. Banyak mujizat dialami oleh orang-orang yang berdoa dengan perantaraannya. Kamilus dinyatakan sebagai ‘beato’ pada tahun 1742 dan digelari ‘santo’ oleh Paus Benediktus XIV pada tahun 1746. Ia dihormati sebagai santo pelindung orang-orang sakit, para perawat dan organisasi-organisasi kesehatan.

Diambil dari:
Liturgia Verbi, www.live.sandykusuma.info

Leave a Reply

*

captcha *