Sabtu, 25 Juli 2015

Pesta S. Yakobus, Rasul
25 Juli 2015

______________________________________________________
Bacaan Pertama
2Kor 4:7-15

“Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami.”

Pembacaan dari Surat kedua Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara,
harta pelayanan sebagai rasul kami miliki dalam bejana tanah liat,
supaya nyata bahwa
kekuatan yang melimpah itu berasal dari Allah,
bukan dari diri kami sendiri.
Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terhimpit;
kami habis akal, namun tidak putus asa;
kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian;
kami dihempaskan, namun tidak binasa.
Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami,
supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.
Sebab kami yang masih hidup ini,
terus-menerus diserahkan kepada maut demi Yesus,
supaya juga hidup Yesus menjadi nyata
dalam tubuh kami yang fana ini.
Demikianlah maut giat di dalam diri kami,
sedangkan hidup giat di dalam kamu.

Namun kami memiliki roh iman yang sama,
seperti ada tertulis,
“Aku percaya, sebab itu aku berbicara.”
Karena kami pun percaya, maka kami juga berbicara.
Karena kami tahu,
bahwa Allah yang telah membangkitkan Tuhan Yesus,
akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus.
Dan Allah itu akan menghadapkan kami bersama dengan kamu ke hadirat-Nya.
Sebab semuanya itu terjadi demi kamu,
supaya kasih karunia,
yang semakin besar karena semakin banyaknya orang yang menjadi percaya,
menghasilkan ucapan syukur semakin melimpah
bagi kemuliaan Allah.

Demikianlah sabda Tuhan.

______________________________________________________
Mazmur Tanggapan
Mzm 126:1-2ab.2c-3.4-5.6,R:5

Refren: Yang menabur dengan mencucurkan air mata,
akan menuai dengan bersorak-sorai.

*Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion,
kita seperti orang-orang yang bermimpi.
Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria,
dan lidah kita dengan sorak-sorai.

*Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa,
“Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!”
Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita,
maka kita bersukacita.

*Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan,
seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb!
Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata,
akan menuai dengan bersorak-sorai.

______________________________________________________
Bait Pengantar Injil
Yoh 15:16

Aku telah menetapkan kamu
supaya kamu pergi dan menghasilkan buah,
dan buahmu itu tetap.

______________________________________________________
Bacaan Injil
Mat 20:20-28

“Cawan-Ku akan kamu minum.”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa,
menjelang kepergian Yesus ke Yerusalem,
datanglah ibu Zebedeus serta anak-anaknya kepada Yesus,
lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu.
Kata Yesus, “Apa yang kaukehendaki?”
Jawab ibu itu, “Berilah perintah,
supaya kedua anakku ini kelak boleh duduk di dalam Kerajaan-Mu,
yang seorang di sebelah kanan-Mu,
dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.”
Tetapi Yesus menjawab,
“Kamu tidak tahu apa yang kamu minta!
Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum?”
Kata mereka kepada-Nya, “Kami dapat.”
Yesus berkata kepada mereka,
“Cawan-Ku memang akan kamu minum,
tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku,
Aku tidak berhak memberikannya.
Itu akan diberikan kepada orang-orang
bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.”

Mendengar itu,
marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua bersaudara itu.
Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata,
“Kamu tahu, bahwa pemerintah bangsa-bangsa
memerintah rakyatnya dengan tangan besi,
dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
Tidaklah demikian di antara kamu!
Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu,
hendaklah ia menjadi pelayanmu,
dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu,
hendaklah ia menjadi hambamu;
sama seperti Anak Manusia:
Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani,
dan untuk memberikan nyawa-Nya
menjadi tebusan bagi banyak orang.”

Demikianlah sabda Tuhan.

______________________________________________________
Renungan Injil
Santo Yakobus yang kita peringati hari ini adalah anak Zebedeus, saudara dari Yohanes Rasul.
Keduanya adalah mantan nelayan yang dipanggil Yesus untuk menjadi rasul-Nya, dan bersama-sama Simon Petrus, mereka adalah rasul inti.
Dari nelayan menjadi rasul penting, oleh karena Yesus, semestinya merupakan anugerah besar.
Tetapi nampaknya itu masih belum mencukupi ambisi mereka.
Mereka ingin turut bertahta kelak setelah Yesus menjadi raja.
Mungkin mereka pikir Yesus akan menjadi raja sama seperti raja-raja lainnya.
Bisa jadi saja mereka tidak menyadari bahwa Kerajaan-Nya tidak berasal dari dunia ini.
Atau bisa jadi saja yang dimaksud kelak setelah Yesus kembali bertahta di Surga.
Yang mana pun, tetap saja mereka berambisi untuk berkuasa, bertahta dan memerintah.

Saya merasakan bagaimana perasaan Yesus ketika mendengar permintaan ibu Zebedeus itu.
Yesus tahu bahwa Yakobus akan “meminum cawan Kristus”, meregang nyawa sebagai martir pertama di antara para rasul.
Oleh karenanya Yesus berkata, “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta!”

Lalu saya mulai melihat kepada diri saya sendiri.
Apakah saya tahu apa yang saya minta kepada Kristus di dalam doa-doa saya?
Jangan-jangan sama seperti Yakobus dan Yohanes, saya meminta sesuatu yang saya anggap baik tetapi kemudian menghasilkan sesuatu yang saya anggap tidak baik, seolah-olah Tuhan tidak mengabulkan doa permintaan saya itu.

Apakah lebih baik saya tidak meminta apa-apa daripada meminta sesuatu yang salah?
Atau serahkan saja sepenuhnya kepada Tuhan agar Ia memberikan yang terbaik bagi saya, yang artinya saya tidak tahu apa yang saya minta di dalam doa?

Mari kita lihat bagaimana respon Yesus atas permintaan ambisius dari kedua rasul-Nya itu.
Yesus menanggapi dengan sangat baik.
Yesus tidak marah, malah murid-murid lainnya yang marah.
Yesus justru berusaha menjelaskan bahwa memerintah atau berkuasa di dalam Kerajaan Surga itu sama artinya melayani, berbeda dengan kerajaan dunia lainnya.
Oleh sebab itu Yesus memandang perlu untuk menegur kedua murid itu atas permintaan mereka yang berlebihan dan tidak pantas itu.

Mengapa Matius dan juga Markus menulis dalam Injil tentang “kejelekan” kedua murid ini, tentang permintaan yang berlebihan itu?
Bukankah sebaiknya hal-hal yang memalukan ini ditutup-tutupi saja?
Justru dengan demikian kita berkesempatan mendapatkan pelajaran dari kejadian ini.
Agar jangan sampai kita berperilaku serupa, merasa diri lebih penting lalu merendahkan orang lain, hanya memikirkan diri sendiri, ingin mendapat lebih ketimbang orang lain.
Coba saja kita bayangkan, seperti apa jadinya kalau umat yang satu saling merendahkan umat yang lain?
Begitu pula jika terjadi di antara para pastor, suster dan para pemimpin gereja lainnya, seperti apa jadinya?

Marilah kita lihat, bahwa Yesus datang ke dunia ini, meninggalkan tahta-Nya yang di Surga, bukan untuk bagi-bagi kekuasaan atau hadiah, melainkan untuk “memberikan nyawa-Nya, menjadi tebusan bagi banyak orang.”

______________________________________________________
Peringatan Orang Kudus
Santo Yakobus Tua, Rasul
Yakobus adalah anak Zebedeus dan kakak Yohanes Rasul. la disebut Yakobus Tua sekedar untuk membedakan dia dari Yakobus Muda, yang juga seorang rasul Yesus. Sebutan itu disesuaikan dengan kondisi tubuhnya yang tinggi dan besar serta umurnya yang lebih tua dari pada Yakobus Muda. Yesus memanggil dia bersama adiknya Yohanes sebagai muridNya tatkala mereka sedang memperbaiki pukatnya di tepi pantai Genezareth. Jelaslah bahwa mereka adalah nelayan.
Bersama dengan Petrus dan Yohanes, Yakobus Tua termasuk kelompok Rasul inti yang dipilih Yesus. Mereka bertiga turut menyaksikan peristiwa pemuliaan Yesus di atas gunung Tabor dan peristiwa sakratul maut Yesus di taman Zaitun. Yakobus Tua adalah seorang Rasul yang kokoh iman kepercayaannya dan sangat setia pada Yesus. Dialah yang menyuruh Yesus menjatuhkan api dari langit untuk memusnahkan orang-orang Samaria yang tidak mau menerima Yesus dan murid-muridNya. Mungkin karena kedudukan mereka dalam kelompok duabelasan sebagai Rasul Inti dan karena semangat imannya, Yesus menamakan kedua Rasul bersaudara itu (Yakobus Tua dan Yohanes) “Putera-putera Halilintar”.
Ibunya meminta kepada Yesus agar diberi kedudukan terhormat dalam Kerajaan Kristus. Terhadap permintaan ini, Yesus dengan tenang meminta mereka memikirkan apakah mereka sanggup meminum piala penderitaanNya. Ketika mereka mengatakan ‘sanggup meminumnya’, Yesus mengatakan bahwa mereka akan meminum piala penderitaan itu, namun hal duduk di dalam Kerajaan Allah hanyalah diberikan kepada orang yang berkenan kepada Allah Bapa.
Ramalan Yesus akan kematian Yakobus segera terpenuhi. Yakobuslah Rasul yang pertama minum piala kemartiran. Atas perintah Herodes Agripa l, ia dijatuhi hukuman pancung pada tahun 43/44. Menurut tradisi yang berkembang Yakobus mengunjungi Spanyol sebelum kematiannya. Relikuinya sangat dihormati di Santiago de Compostela, Spanyol. Tempat ini sekarang menjadi suatu tempat ziarah termashyur.
Diambil dari:
Liturgia Verbi, www.live.sandykusuma.info

Leave a Reply

*

captcha *