Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX Selasa, 20 Oktober 2020

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa XXIX

Selasa, 20 Oktober 2020

 


Bacaan Pertama
Ef 2:12-22

“Kristuslah damai sejahtera kita yang mempersatukan kedua belah pihak.”

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:

Saudara-saudara, ingatlah bahwa kalian dahulu tanpa Kristus.
Waktu itu kalian tidak termasuk warga umat Allah
dan tidak mendapat bagian
dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan.
Waktu itu kalian tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dunia.
Tetapi sekarang dalam Kristus Yesus,
kalian yang dahulu jauh, sudah menjadi dekat
oleh darah Kristus.

Dialah damai sejahtera kita,
yang mempersatukan kedua belah pihak,
dan yang telah merobohkan tembok pemisah, yaitu permusuhan.
Sebab dengan wafat-Nya sebagai manusia
Ia telah membatalkan hukum Taurat
dengan segala perintah dan ketentuannya
untuk menciptakan keduanya
menjadi satu manusia baru dalam diri-Nya.
Dengan demikian Ia mengadakan damai sejahtera.
Dalam satu tubuh Ia memperdamaikan keduanya dengan Allah oleh salib
dan mengakhiri permusuhan pada salib itu.

Ia datang dan memberitakan damai sejahtera
kepada kalian yang jauh dan kepada mereka yang dekat.
Sebab oleh Dia kita, kedua pihak,
beroleh jalan masuk kepada Bapa dalam satu Roh.

Demikianlah kalian bukan lagi orang asing dan pendatang,
melainkan sewarga dengan orang kudus dan anggota keluarga Allah.
Kalian dibangun atas dasar para rasul dan para nabi
dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan yang rapi tersusun
menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan.
Di atas Dia pula kalian turut dibangun menjadi kediaman Allah dalam Roh.

Demikianlah sabda Tuhan.


Mazmur Tanggapan
Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14,R:9

Refren: Tuhan hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya.

*Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Allah!
Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai
kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya?
Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang takwa,
dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.

*Kasih dan kesetiaan akan bertemu,
keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan.
Kesetiaan akan tumbuh dari bumi,
dan keadilan akan merunduk dari langit.

*Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan,
dan negeri kita akan memberikan hasil.
Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya,
dan damai akan menyusul di belakang-Nya.


Bait Pengantar Injil
Luk 21:36

Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa,
agar kalian tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.


Bacaan Injil
Luk 12:35-38

“Berbahagialah hamba yang didapati tuannya sedang berjaga.”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
“Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.
Hendaklah kalian seperti orang yang menanti-nantikan tuannya
pulang dari pesta nikah,
supaya jika tuannya datang dan mengetuk pintu,
segera dapat dibukakan pintu.

Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya sedang berjaga ketika ia datang.
Aku berkata kepadamu,
Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya
dan mempersilahkan mereka duduk makan,
dan ia akan datang melayani mereka.
Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari,
dan mendapati mereka berlaku demikian,
maka berbahagialah para hamba itu.”

Demikianlah sabda Tuhan.


Hamba yang berjaga

Renungan Injil
Umumnya orang lebih suka dilayani daripada melayani.
Umum pula, bawahan melayani atasannya.
Akan menjadi tidak umum jika kita meniru Yesus, melakukan yang sama seperti yang dilakukan oleh Yesus, seperti yang disampaikan-Nya, “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”  [Mat 20:28]

Umum pula terjadi, orang akan mengerjakan tugas-tugasnya jika ada pengawasan.
Tanpa pengawasan, seringkali tugas tidak dikerjakan sebagaimana mestinya.
Menjalankan Injil adalah tugas utama dari setiap orang yang mengaku percaya kepada Allah Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus.
Tugas ini hendaknya dijalankan tanpa melihat apakah ada pengawasan atau tidak.
Seperti yang diumpamakan oleh Yesus pada Bacaan Injil hari ini, berbahagialah hamba yang menanti-nanti kedatangan tuannya, tidak tidur, sehingga ia segera membukakan pintu ketika tuannya pulang.

Mengapa seringkali kita sulit menjalankan apa yang menjadi tanggung-jawab kita?  Mengapa sulit untuk mendapatkan integritas kita?
Ya itu tadi, karena kita lebih senang dilayani daripada melayani.
Seandainya kita memang ingin seperti Yesus, semestinya melayani menjadi kesenangan kita, diawasi atau pun tidak.
“Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.”  [Yoh 12:26]


Peringatan Orang Kudus
Santa Maria Bertilla Boscardin, Pengaku Iman
Apabila kesucian hidup telah menjadi rencana Allah bagi seseorang, dan menjadi suatu cita-cita dan semangat hidup yang dihayati penuh kesungguhan serta terus diberkati Allah, halangan apa pun kiranya tidak mampu menutup jalan bagi pencapaiannya. Santa Maria Bertilla Boscardin kiranya menjadi salah satu buktinya. Beliau, anak seorang alkoholis, peminum kelas berat, sedang dia sendiri pun lamban bahkan bodoh. Namun ia dikenal amat saleh, taat dan tenang.
Ia lahir pada tahun 1888 dan dipermandikan dengan nama Anna Fransisca. Di dalam kelas ia termasuk anak yang rajin namun sangat lamban dalam memahami pelajaran, sehingga oleh teman-temannya ia dijuluki ‘Si Menthok’.  Semenjak di bangku sekolah, ia bercita-cita menjadi seorang biarawati. Oleh karena itu ketika berumur 13 tahun, ia berjanji kepada Tuhan untuk menjaga kemurniannya. Ia mengiktarkan kaul keperawanan secara privat.
Pada tahun 1905, ia masuk biara ‘Dorothean’ di Vicenza. Masa novisiatnya ia jalani dengan bekerja sebagai juru masak bagi para pasien di rumah sakit Treviso. Setelah menerima kaul kekalnya, ia mengganti namanya dengan Maria Bertilla. Ia tetap bekerja di rumah sakit Treviso. Kali ini sebagai pemelihara anak-anak yang menderita sakit Difteri. Maria Bertilla tidak menunjukkan suatu keistimewaan luar biasa secara nyata. Ia sangat sederhana dan melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggungjawab.  Selain dari itu, secara diam-diam ia membina suatu cara hidup rohani yang sangat mendalam. Ketika kota Treviso dibom oleh tentara-tentara Jerman pada Perang Dunia I, ia dengan tekun merawat serdadu-serdadu yang luka. Rumah sakitnya untuk sementara dipindahkannya ke Viggiu, dekat Commo.  Kemudian setelah gencatan senjata, ia baru kembali lagi ke Treviso.
Maria Bertilla wafat dengan tenang di Treviso pada tanggal 20 Oktober 1922 dan dinyatakan sebagai beata pada tanggal 8 Juni 1952 oleh Paus Pius XII (1939-1958). Kemudian pada tanggal 11 Mei 1961, ia digelari ‘santa’ oleh Paus Yohanes XXIII (1958-1963). Kesalehan hidup Maria Bertilla tetap membekas dalam hati rekan-rekan suster dan umat Italia umumnya.


Santa Irene dari Portugal, Martir
Suster Portugal yang cantik molek ini hidup pada awal abad ke-7. Ada beberapa pemuda yang tertarik sekali padanya, bahkan berjuang untuk menikahinya. Namun Irene yang saleh ini menolak lamaran mereka dengan halus. Karena merasa dikecewakan, seorang pelamar menyebarkan fitnah bahwa Irene berbuat mesum. Kabar ini segera menyebar luas dan memancing kemarahan, pelamar-pelamar lain. Salah seorang dari pelamar-pelamar itu menyewa pembunuh bayaran untuk menamatkan riwayat suster cantik itu. Irene lalu ditikam dan mayatnya dilemparkan ke dalam danau. Suster-suster lain terus mencari Irene tetapi tidak menemukannya. Suatu malam seorang nelayan disilaukan matanya oleh sinar ajaib yang muncul dari air danau itu. Berkat sinar itulah, mayat Irene dapat diketemukan. Irene meninggal pada tahun 653.


Maria – Teresia Soubiran, Pengaku Iman
Maria-Teresia Soubiran lahir pada tahun 1834. Dalam usianya yang masih sangat muda (21 tahun), ia mendirikan sebuah tarekat religius suster-suster yang mengabdikan diri untuk kesejahteraan dan kemajuan puteri-puteri yang terlantar di kota-kota besar. Karena difitnah, ia dipecat dari jabatannya sebagai pemimpin tarekat, bahkan dikeluarkan dari kongregasinya. Maria menerima semuanya dengan sabar dan hidup dengan semangat doa di biara suster lain di Paris hingga hari kematiannya pada tahun 1889.

Diambil dari:
http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/

Leave a Reply

*

captcha *