Hari Biasa, Pekan Biasa III Sabtu, 1 Februari 2020

Liturgia Verbi (A-II)
Hari Biasa, Pekan Biasa III

Sabtu, 1 Februari 2020

Ujud Umum/Universal – Mendengarkan jeritan para imigran.
Semoga tangis saudara-saudari kita para imigran, korban kejahatan perdagangan manusia, didengarkan, ditanggapi secara serius, dan ditindaklanjuti.

Ujud Gereja Indonesia – Panggilan hidup bakti.
Semoga para imam dan kaum religius mampu menjadikan hidupnya inspirasi dan kesaksian bagi kaum muda agar mereka terdorong untuk berani mengikuti panggilan menjadi imam dan hidup membiara.

Hari Sabtu Imam.
Marilah berdoa bagi para imam, agar Bapa Di Surga memberkati segala pelayanan mereka, serta dikuatkan dalam menghadapi godaan, cobaan dan marabahaya.

 


Bacaan Pertama
2Sam 12:1-7a.10-17

“Daud mengaku telah berdosa terhadap Tuhan.”

Pembacaan dari Kitab Kedua Samuel:

Pada waktu itu Daud melakukan yang jahat di hadapan Allah:
ia mengambil isteri Uria menjadi isterinya;
maka Tuhan mengutus Natan kepada Daud.
Natan datang kepada Daud dan berkata kepadanya,
“Ada dua orang dalam suatu kota:
yang seorang kaya, yang lain miskin.
Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi;
si miskin tidak mempunyai apa-apa,
selain dari seekor anak domba betina yang kecil,
yang dibeli dan dipeliharanya.
Anak domba itu menjadi besar bersama dengan anak-anak si miskin,
makan dari suapannya, minum dari cawannya,
dan tidur di pangkuannya,
seperti seorang anak perempuan baginya.
Pada suatu waktu orang kaya itu mendapat tamu;
ia merasa sayang mengambil seekor dari kambing domba atau lembunya
untuk dimasak bagi pengembara yang datang kepadanya itu.
Maka ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin itu,
dan memasaknya bagi orang yang datang kepadanya itu.”

Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu
dan ia berkata kepada Natan,
“Demi Tuhan yang hidup:
orang yang melakukan itu harus dihukum mati.
Anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat,
karena orang yang melakukan hal itu tidak kenal belas kasihan.”
Kemudian berkatalah Natan kepada Daud,
“Engkaulah orang itu!
Beginilah sabda Tuhan, Allah Israel:
Pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu
sampai selamanya,
karena engkau telah menghina Aku
dan mengambil isteri Uria, orang Het itu,
untuk menjadi isterimu.”
Beginilah sabda Tuhan:
Malapetaka yang datang dari kaum keluargamu sendiri
akan Kutimpakan ke atasmu.
Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu
dan memberikannya kepada orang lain;
dan orang itu akan tidur dengan isterimu di siang hari.
Engkau telah melakukannya secara tersembunyi,
tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel
secara terang-terangan.”

Lalu berkatalah Daud kepada Natan,
“Aku sudah berdosa kepada Tuhan.”
Dan Natan berkata kepada Daud,
“Tuhan telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.
Walaupun demikian, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati,
karena dengan perbuatan itu Engkau sangat menista Tuhan.”

Kemudian pergilah Natan, pulang ke rumahnya.
Tuhan mencelakakan anak
yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud,
sehingga sakit.
Lalu Daud memohon kepada Allah bagi anak itu;
ia berpuasa dengan tekun
dan apabila ia masuk ke dalam,
semalam-malaman itu ia berbaring di tanah.
Maka datanglah para tua-tua yang di rumahnya
untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi Daud tidak mau;
juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka.

Demikianlah sabda Tuhan.

 


Mazmur Tanggapan
Mzm 51:12-13.14-15.16-17,R:12a

Refren: Ciptakanlah hati murni dalam diriku, ya Allah.

*Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah,
dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku.
Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu,
dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!

*Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu,
dan teguhkanlah  roh yang rela dalam diriku.
Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu
kepada orang-orang durhaka,
supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.

*Lepaskanlah aku dari hutang darah,
ya Allah, Allah penyelamatku,
maka lidahku akan memasyurkan keadilan-Mu!
Ya Tuhan, bukalah bibirku,
supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu!

 


Bait Pengantar Injil
Yoh 3:16

Demikian besar kasih Allah kepada dunia,
sehingga Ia menyerahkan Anak-Nya yang tunggal.
Setiap orang yang percaya kepada-Nya memiliki hidup abadi.

 


Bacaan Injil
Mrk 4:35-41

“Angin dan danau pun taat kepada Yesus.”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari, ketika hari sudah petang,
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
“Marilah kita bertolak ke seberang.”
Mereka meninggalkan orang banyak yang ada di sana
lalu bertolak,
dan membawa Yesus dalam perahu itu
di mana Ia telah duduk;
dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia.
Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat
dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu,
sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.
Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan
di sebuah tilam.
Maka murid-murid membangunkan Yesus dan berkata kepada-Nya,
“Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?”
Yesus pun bangun, menghardik angin itu
dan berkata kepada danau,
“Diam! Tenanglah!”
Lalu angin itu reda dan danau pun menjadi teduh sekali.
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
“Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”

Mereka menjadi sangat takut
dan berkata seorang kepada yang lain,
“Siapa gerangan orang ini?
Angin dan danau pun taat kepada-Nya?”

Demikianlah sabda Tuhan.

 


Mewartakan

Renungan Injil
Hari ini kita sampai di ujung renungan perihal panggilan untuk mewartakan Injil.
Mewartakan artinya menyampaikan sesuatu kepada orang lain.
Oritentasinya adalah orang yang akan menerima pewartaan, bukan kita yang mewartakan.
Oleh sebab itu, seorang pewarta Injil adalah juga yang menerima pewartaan itu sendiri dan menjalankannya.
Adalah sulit untuk diterima orang, kalau kita mewartakan sesuatu yang kita sendiri tidak kerjakan.

Sifat mendahulukan atau mementingkan diri sendiri tidaklah layak bagi seorang pewarta.
Mewartakan itu artinya memberi, bukan menerima apalagi meminta.
Kita dapat memberi kalau kita sendiri memilikinya.
Bagaimana mungkin kita memberi sesuatu yang tidak kita miliki?

Daud pada Bacaan Pertama menunjukkan simpatinya kepada si miskin, mampu melihat itu sebagai suatu ketidak-adilan lalu menjadi marah.
Ini tentu baik, tetapi Daud sendiri malah melakukan hal yang lebih buruk daripada mengambil domba orang lain, ia mengambil istri orang lain.

Begitu pula yang terjadi dengan murid-murid Yesus ketika angin badai melanda.
Mereka lebih memikirkan diri sendiri, lalu menyalahkan Yesus, “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?”

Ah, semut di seberang lautan terlihat, gajah di pelupuk mata tidak terlihat.
Begitu mudah menyalahkan orang tapi membela diri habis-habisan ketika disalahkan orang.
Mewartakan Injil demi mengejar popularitas diri sendiri, terlebih lagi kalau gemar menyalah-nyalahkan orang lain, menganggap orang lain berdosa, dan sebagainya, bukanlah tindakan bijaksana.
Mewartakan Injil untuk popularitas diri sendiri sama artinya dengan memanfaatkan atau malah memperalat Injil demi diri sendiri.

Marilah kita introspeksi, bukan kemampuan yang dibutuhkan untuk mewartakan Injil, melainkan kesungguhan dalam berorientasi kepada orang lain, niat yang tulus untuk menolong orang lain.

 


Peringatan Orang Kudus
Santa Brigida, biarawati
Brigida lahir di Umeras, Kildare, Irlandia pada tahun 453.  Ayahnya, Dubthach, adalah seorang pangeran yang masih kafir.  Sedangkan ibunya, Borcessa adalah seorang budak belian yang sudah menganut agama Kristen.  Brigida dibesarkan dan dididik menjadi seorang Kristen.  Setelah dewasa, ia bercita-cita menjadi biarawati.  Namun keinginannya ini mendapat banyak rintangan.  Pertama-tama karena pada waktu itu belum ada biara khusus untuk para wanita.  Lagi pula wanita budak belian dan anak-anaknya tidak mempunyai hak apa pun bahkan sering kali mereka tidak diperkenankan mengikuti ibadat.
Meskipun demikian, keinginannya tidak terpatahkan oleh rintangan-rintangan tersebut.  Ia berusaha mendirikan sebuah biara khusus untuk para wanita di Kildare.  Ia berhasil membujuk ayahnya untuk memberinya status sebagai wanita bebas (bukan lagi budak).  Ternyata ia menjadi seorang biarawati yang luar biasa.  Ia bersemangat tinggi dan rajin dalam karyanya, kuat ingatannya, ramah dan trampil.  Ia dapat bergaul dengan siapa saja dan siap menolong orang-orang yang datang kepadanya, bahkan menerima mereka di dalam biaranya.  Dengan demikian dia tidak lagi hidup sendirian di dalam biara.  Ia memusatkan perhatiannya pada para penderita kusta dan budak belian.
Kecuali itu, ia juga memulai usaha di bidang pendidikan.  Conleth, seorang imam, dipercayakan memimpin sekolahnya di Kildare.  Sekolah ini semenjak awal menjadi terkenal sebagai sebuah sekolah ketrampilan.  Di kemudian hari, setelah Brigida wafat pada tahun 523, sekolah ini dibagi menjadi dua, yang satu untuk pria dan yang lain untuk wanita.  Hal ini menampakkan suatu keistimewaan pada saat itu.
Penghormatan kepada Santa Brigida masih berlangsung hingga sekarang.  Di Irlandia, Brigida dikenal sebagai salah satu Orang Kudus terkenal selain Santo Patrik dan Columba.  Ia dihormati sebagai pelindung Negara Irlandia, dan tokoh teladan bagi para petani, artis dan pelajar.


Santo Severus, Uskup
Severus dikenal sebagai seorang penenun kain di Ravenna, Italia pada abad ke-4.  Ia beranak-istri dan menjabat sebagai diakon.  Sewaktu ia menghadiri pemilihan uskup baru, sekonyong-konyong seekor burung merpati hinggap di atas kepalanya.  Dan secara aklamasi umat memilihnya menjadi uskup.  Mayatnya dan mayat istrerinya, Santa Vinsensia dan anaknya, santo Inosensius dicuri pada tahun 836 dan dibawa ke Mainz, Jerman.

http://liturgia-verbi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/groups/liturgiaverbi

Leave a Reply

*

captcha *