Gereja Makam Kudus, Yerusalem

Holy-Sepulcher-777x437

Beberapa waktu yang lalu, kita banyak melihat berita dari media sosial tentang makam Yesus. Berita yang beredar adalah bahwa makam Yesus dibuka untuk pertama kalinya lalu terdengar bunyi sangkakala di langit. Tentu saja cerita itu tidak benar dan hasil karangan orang belaka. Makam Yesus sudah terbuka sejak Yesus bangkit dua ribu tahun yang lalu. Bahkan para wanita yang datang pagi-pagi buta pada hari pertama minggu itu (hari minggu setelah Yesus disalibkan) tidak tahu kapan dan oleh siapa makam itu dibuka. Jelas suatu kesalahan kalau ada berita yang menyatakan bahwa pada tahun 2016 makam Yesus dibuka untuk pertama kalinya. Bunyi sangkakala yang terdengar dari langit adalah bunyi terompet orang Yahudi (shofar) yang ditiup di setiap sinagoga satu kali dalam setahun, yaitu pada perayaan tahun baru Yahudi.

Makam Yesus sudah menjadi gereja yang besar sejak Kaisar Konstantinus Agung berkuasa atas kekaisaran Romawi, abad keempat masehi. Atas prakarsa Konstantinuslah banyak dibangun gereja-gereja di Tanah Suci yang pada waktu itu masih berstatus wilayah jajahan Romawi.

belah makam

Salah satunya adalah Gereja Makam Kudus (The Church of the Holy Sepulchre) yang di dalamnya terdapat makam suci Yesus dan bukit Golgota. Di gereja inilah terjadi momen-momen terakhir dalam hidup Kristus di dunia sebagai manusia untuk keselamatan kita: di tempat inilah Ia wafat dan kemudian bangkit pada hari ketiga menurut Kitab Suci. Inilah tempat paling kudus bagi orang Kristen karena dari sinilah terjadi peristiwa keselamatan bagi manusia. Golgotha dan makam Kristus saling terhubung dan tak terpisahkan dalam misteri paskah Kristus yang telah terpenuhi dan terus-menerus dipenuhi.

Gereja Makam Kudus saat ini terletak di dalam kota tua Yerusalem. Tentunya banyak orang yang bertanya: Bukankah di dalam Injil dikisahkan bahwa makam Yesus terdapat di luar tembok kota Yerusalem? Kenapa sekarang Gereja Makam Kudus ada di dalam tembok kota Yerusalem? Jawaban dari pertanyaan ini sangat sederhana, yaitu bahwa tembok kota Yerusalem sudah berubah. Dua ribu tahun sudah berlalu sejak terjadinya peristiwa-peristiwa dalam Injil. Sebagaimana kita tahu, kota Yerusalem telah mengalami banyak peperangan dan perebutan oleh berbagai bangsa selama dua ribu tahun yang berlalu. Tembok dan berbagai bangunan di dalamnya telah ditambah dan dikurangi, dibongkar dan dibangun lagi sekian kali.

Dulu makam Yesus dan bukit Golgotha ada di luar kota dan tidak ada bangunan lain di tempat itu selain makam baru milik Yusuf Arimatea. Sekarang Gereja Makam Kudus ada di dalam kota tua di antara berbagai bangunan di sekitarnya, baik gereja, masjid, rumah penduduk, sampai toko-toko souvenir. Dulu Yesus diarak ke luar tembok kota sambil memanggul salib. Kini para peziarah melakukan jalan salib di dalam kota melewati perkampungan dan pertokoan menuju ke Golgotha yang ada di dalam Gereja Makam Kudus.

Setiap hari Minggu dan hari raya, kita orang-orang Katolik mengucapkan kata-kata ini dalam syahadat: “Aku percaya…akan Yesus Kristus…(Ia) disalibkan, wafat, dan dimakamkan…pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati”. Inilah pernyataan kepercayaan orang-orang Kristen akan misteri keselamatan manusia yang terwujud melalui penyaliban, wafat, dan kebangkitan Kristus. Dan peristiwa ini terjadi secara historis di Gereja Makam Kudus. Dari sini kita tahu bahwa Gereja Makam Kudus sangat penting bagi iman Kristiani, sebab di tempat inilah iman Kristiani bermula.

Kitab Suci menggambarkan dengan jelas bagaimana terjadinya peristiwa-peristiwa ini. Dengan kacamata iman akan kebangkitan Kristus, peristiwa pemakaman adalah hal yang sangat penting dan tidak dapat ditinggalkan. Penginjil ingin menunjukkan bahwa pemakaman adalah hal yang sangat mendasar bagi seluruh peristiwa Yesus sebagai manusia. Selain itu, penggambaran peristiwa pemakaman Yesus ingin menegaskan kepada kita kenyataan bahwa Ia sungguh-sungguh wafat, dan dengan demikian pada hari ketiga Ia sungguh-sungguh bangkit. Para penginjil mengantisipasi adanya orang-orang yang tidak meyakini kebangkitan Yesus karena menurut mereka Yesus tidak benar-benar wafat.

Injil Yohanes menggambarkan bahwa Nikodemus membawa wangi-wangian dalam jumlah besar untuk melumuri jenazah Yesus. Menurut Injil sinoptik, Yusuf Arimatea mengambil jenazah Yesus dari salib dan membalutnya dengan kain lenan. Sementara Injil Yohanes menggambarkan bahwa Yusuf dan Nikodemus mengambil jenazah Yesus, membalutnya dengan kain lenan serta membubuhinya dengan rempah-rempah sesuai dengan adat pemakaman orang Yahudi.

Belah samping Holy Sepulchre_2

Masing-masing penginjil mengatakan bahwa Yesus dimakamkan di sebuah kubur milik Yusuf Arimatea yang berupa kubur batu dan masih baru. Peristiwa ini terjadi di sebuah taman di dekat tempat penyaliban.

Dalam Injil Yohanes, kita bisa menemukan cerita tentang Petrus yang lari ke makam bersama satu murid yang lain, penampakan-Nya kepada Thomas, serta mukjizat penangkapan ikan setelah Yesus memerintahkan Petrus untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Penulis injil Yohanes memberikan refleksi yang mendalam tentang peristiwa yang dikisahkannya. Kita dapat melihat refleksi yang mendalam itu misalnya ketika Yesus menampakkan diri kepada Maria Magdalena dan kepada Thomas. Yesus adalah orang yang sama yang telah mereka kenal, namun mereka pertama-tama tidak mengenali-Nya.

Maria Magdalena, ketika melihat Yesus di dekat makam, ia mengira bahwa orang itu adalah penjaga taman. Ia tahu bahwa Yesus telah wafat dan karena itu ia berusaha mencari jenazah-Nya yang saat itu tidak lagi ada di dalam makam. Penulis menceritakan bagaimana Maria berpaling dua kali sampai ia dapat mengenali Yesus. Penulis Injil ingin mengatakan bahwa Maria harus mengenali Yesus sebanyak dua kali: sebagai Mesias yang harus menderita dan dimakamkan, dan sebagai Kristus yang bangkit.

Dalam kisah penampakan-Nya kepada Thomas, Yesus berkata, “berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya”. Tentunya kata-kata ini sangat bermakna bagi kita yang belum pernah melihat Yesus secara fisik, juga bagi para pembaca yang dituju oleh penulis injil Yohanes. Thomas sebenarnya tak perlu melihat Yesus, cukuplah ia percaya kepada para rasul yang sebelumnya telah melihat Yesus dan memberitahukan itu kepadanya.

Kemenangan Kristus adalah kemenangan kita. Marilah kita memilih posisi penjahat yang bertobat. Marilah kita memandang Dia yang tersalib dengan iman dan kerendahan hati. Semoga kita pun bisa mengalahkan diri kita sendiri sebagaimana Yesus telah melakukannya. Semoga kita bisa belajar dari cinta-Nya yang begitu agung. Semoga kita mencintai-Nya dengan sungguh-sungguh. Dengan cara inilah kita percaya bahwa kita akan diselamatkan dan dibangkitkan bersama Kristus.

Semoga kita semakin yakin bahwa peristiwa keselamatan bagi umat manusia tidak hanya terjadi dua ribu tahun lalu dan di bukit Golgotha saja, melainkan terjadi setiap hari melalui pikiran, perkataan dan perbuatan kita.

 

Sdr. Theodorus Beta, OFM

Fransiskan, tinggal di Kapernaum

Leave a Reply

*

captcha *