Alleppo: “Kita harus membangun kembali segalanya, namun namun kami tidak sendirian”
Oktober 2017
Alleppo merupakan kota yang luar biasa, tapi kemudian datanglah kematian dan kehancuran. Namun dibalik semuanya tersebut juga ada tanda-tanda harapan, Mgr Abou Khazen, Uskup Gereja Latin Aleppo, bertemu dengan staf Association pro Terra Sancta . Ia berbicara tentang salah satu kota yang paling mengalami kehancuran, yang saat ini berusaha bangkit kembali. dalam beberapa tahun belakangan ini, cerita mengenai kota ini telah melibatkan beberapa pihak teman dan suporter. seperti kata Monsignor: “tanpa kalian kami tidak akan dapat bertahan”
yang pada zaman dahulu disebut sebagai “jalur sutera”, pada wilayah Santo Paulus, ada sebuah kota yang sangat terkenal dengan keindahannya di timur tengah: Aleppo. Saat ini nyaris tidak ada yang tersisa karena konflik di Syria, yang sudah berlangsung lebih dari 6 tahun. Kota ini sudah dibebaskan sejak bulan Desember, namun segalanya harus dibangun kembali.
“Pada tahun awal perang terjadi, para milisi tidak kota Aleppo. namun setelah beberapa lama mereka perlahan-lahan mulai menginfiltrasi kota. sampai pada akhirnya mereka betul betul mengisolasi kota; air, listrik.. dan tidak lama kemudian menyusul teror dan kehancuran.” Kata Mgr Abou Khazen kepada staff Association pro Terra Sancta di Milan.
Ia senang berada di sini dan dapat bertemu mereka yang selama beberapa tahun turut membantu pekerjaan para Fransiskan dari Custody of the Holy Land dalam menolong penduduk lokal. “Tanpa bantuan kalian kami tidak akan mampu bertahan” katanya Monsignor dengan hati yang tersentuh.
Namun Uskup Abou Khazen tidak hanya membahas tentang bantuan ekonomi.,” keberadaan kalian menjadi amat penting karena kami tidak lagi merasa terabaikan. Warga Kristiani sekitar 180.000 orang yang merupakan minoritas. dan saat ini sekitar 30 – 40.000 . Kami tidak lagi merasa terkucil dan teraniaya, kami menjadi bagian dari sebuah keluarga besar yang dekat dan mencintai kami. Ini sangat berarti bagi kami, terima kasih banyak”
saat ini kehidupan sudah mulai berjalan kembali di Aleppo, dan beberapa pengungsi sudah ada yang kembali. tetapi “luka” yang tersisa masih sangat dalam dan akan memerlukan waktu yang amat lama untuk membangun segalanya kembali. ” dengan bantuan kalian pembangunan sudah mulai bisa membangun kembali beberapa rumah dan apartemen, hanya saja permintaan kebutuhan rumah sudah lebih dari 3000!” dan distribusi parsel makanan serta obat-obatan dan permintaan tolong untuk mencari pekerjaan bagi orang-orang yang telah kehilangan segalanya terus berdatangan.
Ditambah ada sekitar 6.000 anak-anak yang berumur ± 4 tahun yang terlantar dan ditolak oleh masyarakat karena mereka konon adalah keturunan para wanita Jiihad dari luar yang datang bersama para milisi. “Bagi masyarakat mereka adalah benih yang buruk.. tidak ada yang menginginkan mereka. Tapi saat ini kami berpikir untuk melakukan sesuatu untuk mereka.” Kata Uskup Abou Khazen.
Masih banyak penderitaan yang harus dihadapi, tapi Uskup Abou Khazen percaya hal tersebut bisa dilalui, terutama karena bersatunya semua umat Kristiani dan muslim dari berbagai kalangan yang menjadi tumpuan utama untuk membangun kembali segalanya.
Diambil dan di sadur dari:
Aleppo: “We have to rebuild everything, but we are not alone”